Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Awal HIV yang Mirip Flu, Apa Saja?

Kompas.com - 28/08/2022, 20:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – HIV atau Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan sejenis virus yang menginfeksi sel darah putih.

Virus ini kemudian menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia.

Dikutip dari Pusdatin Kemenkes, Acquired Immune Deficiency Synroms (AIDS) merupakan sekumpulan gejala yang muncul akibat turunnya kekebalan tubuh akibat HIV.

Sebagaimana melansir WebMd, infeksi HIV terjadi dalam tiga tahap. Jika semakin buruk, maka penyakit akan dapat mengalahkan sistem kekebalan.

Lantas, apa saja gejala awal HIV?

Baca juga: Gejala HIV dan AIDS

Gejala awal HIV

Ilustrasi pasien koinfeksi. Seseorang bisa mengalami koinfeksi virus yakni terinfeksi Covid-19, cacar monyet dan HIV secara bersamaan.SHUTTERSTOCK/FunKey Factory Ilustrasi pasien koinfeksi. Seseorang bisa mengalami koinfeksi virus yakni terinfeksi Covid-19, cacar monyet dan HIV secara bersamaan.
Umumnya seseorang tak akan langsung tahu dirinya terinfeksi HIV. Gejala mungkin muncul dalam 2 sampai 6 minggu setelah terinfeksi.

Gejala awal HIV seringkali mirip seperti flu, tetapi lebih sering berlangsung satu atau dua minggu kemudian hilang.

Sejumlah gejala awal HIV tersebut, yakni:

  1. Sakit kepala
  2. Kelelahan
  3. Otot sakit
  4. Sakit tenggorokan
  5. Pembengkakan kelenjar getah bening
  6. Ruam merah yang tidak gatal
  7. Demam
  8. Bisul atau luka di mulut, kerongkongan, anus atau alat kelamin
  9. Sakit kepala dan gejala neurologis lain

Jika Anda memiliki gejala tersebut dan telah melakukan kontak dengan seseorang yang kemungkinan HIV dalam 2-6 minggu terakhir, maka sebaiknya segera temui dokter untuk tes HIV.

Pengujian awal penting karena pada tahap awal tingkat HIV dalam darah dan cairan tubuh sangat tinggi, sehingga sangat menular.

Selain itu, memulai pengobatan sesegera mungkin bisa membantu meningkatkan sistem kekebalan dan meringankan gejala.

Baca juga: Gejala Awal Diabetes, Apa Saja?

HIV tahap lanjutan

Ilustrasi HIV/AIDS, HIV dan AIDS, perbedaan HIV dan AIDS, obat HIV.Shutterstock/PENpics Studio Ilustrasi HIV/AIDS, HIV dan AIDS, perbedaan HIV dan AIDS, obat HIV.
Tahap kedua dari penyakit ini adalah saat sistem kekebalan tubuh kalah bertempur dengan HIV.

Pada tahap kedua ini justru gejala seperti flu di awal penyakit malah hilang.

Meski demikian, setelah itu akan banyak hal yang terjadi pada tubuh di mana disebut sebagai periode tanpa gejala atau infeksi HIV kronis.

Pada tahap ini, HIV yang tak diobati akan membunuh sel CD4 dan menghancurkan sistem kekebalan.

Tanpa pengobatan, sel CD4 akan terus turun dan Anda akan lebih mungkin terinfeksi penyakit lain.

Sayangnya saat periode lanjutan ini banyak orang tak menyadari dirinya terinfeksi HIV, sehingga Ia berisiko menularkan ke orang lain.

Baca juga: 5 Mitos Keliru Seputar HIV/AIDS

Munculnya gejala AIDS

Ilustrasi HIV/AIDS, gejala awal HIV, ciri-ciri HIV, gejala HIV, gejala klinis HIV menurut WHO, tahap HIV.Shutterstock/mikeforemniakowski Ilustrasi HIV/AIDS, gejala awal HIV, ciri-ciri HIV, gejala HIV, gejala klinis HIV menurut WHO, tahap HIV.
AIDS merupakan stadium lanjutan atau tahap ketiga dari infeksi HIV di mana jumlah sel CD4 turun di bawah 200 dan sistem kekebalan rusak parah.

Pada fase ini seseorang mungkin akan mendapat penyakit lain akibat kekebalannya yang lemah.

Di antaranya yakni sarkoma kaposi atau suatu jenis kanker kulit, pneumocystis pneumonia atau penyakit paru-paru.

Jika sebelumnya Anda tidak tahu bahwa Anda terinfeksi HIV, Anda mungkin menyadari penyakit ini setelah mengalami sejumlah gejala berikut:

  1. Menjadi lelah sepanjang waktu
  2. Pembengkakan kelenjar getah bening di leher atau selangkangan Anda
  3. Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari
  4. Keringat malam
  5. Penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas
  6. Bintik-bintik keunguan pada kulit Anda yang tidak kunjung hilang
  7. Sesak napas
  8. Diare parah yang berlangsung lama
  9. Infeksi jamur di mulut , tenggorokan, atau vagina
  10. Memar atau berdarah yang tidak bisa Anda jelaskan
  11. Gejala neurologis seperti kehilangan ingatan, kebingungan, masalah keseimbangan, perubahan perilaku, kejang, dan perubahan penglihatan.

Baca juga: Data Kumulatif Sebut Ratusan Mahasiswa di Bandung Idap HIV, Bagaimana Gejala dan Cara Penularan HIV?

Penularan HIV

HIV tak akan menular hanya melalui kontak biasa seperti berpelukan, menari dan berjabat tangan.

HIV juga tak menyebar melalui udara atau gigitan serangga.

Berikut sejumlah risiko terbesar dari HIV/AIDS:

  1. Melakukan hubungan seks tanpa pengaman apalagi jika Anda memiliki banyak pasangan seksual
  2. Memiliki infeksi menular seksual yang menghasilkan luka terbuka pada alat kelamin
  3. Menggunakan obat suntik terlarang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com