Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Kasus Brigadir J, Otopsi Ulang Hari Ini hingga Pemeriksaan Ajudan Irjen Sambo

Kompas.com - 27/07/2022, 11:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Namun, ia belum merinci berapa jumlah luka tembak tersebut.

"Jumlah luka masuk dan keluar berbeda karena memang ada yang masuk dan keluarnya memang pelurunya masih bersarang di tubuh. Sehingga jumlahnya berbeda," ujar Choirul.

Baca juga: Persiapan Otopsi Ulang Jenazah Brigadir J dan Organ-organ yang Akan Diperiksa

3. Selidiki senjata api

Komnas HAM berencana memanggil tim laboratorium forensik (labfor) untuk menganalisis kemungkinan senjata api yang digunakan untuk menembak Brigadir J.

Adapun sebelumnya, muncul dugaan Brigadir J tewas usai tertembak pistol Glock-17. Senjata api ini, umumnya hanya digunakan untuk aparat berpangkat jenderal.

"(Terkait) senjata, karakter senjata, bubuk dan sebagainya, kami akan panggil labfor," kata Choirul.

4. Ajudan Irjen Sambo diperiksa

Selasa (26/7/2022) lalu, Komnas HAM telah memeriksa seluruh ajudan Irjen Ferdy Sambo, termasuk Bharada E yang disebut terlibat baku tembak dengan Brigadir J.

Diberitakan Kompas.com(27/7/2022), lima ajudan Sambo datang terlebih dahulu pada Selasa pukul 09.50 WIB.

Kelimanya mengenakan atasan berwarna putih, dan keluar kantor Komnas HAM kurang lebih 7,5 jam selanjutnya, sekitar pukul 16.25 WIB.

Terpisah, Bharada E datang pada pukul 13.25 WIB dan meninggalkan kantor Komnas HAM pada pukul 18.24 WIB.

Pemeriksaan secara terpisah ajudan Sambo ini bertujuan untuk menggali kekayaan informasi terkait kasus dugaan penembakan Brigadir J.

"Memang ada kekhususan masing-masing orang dalam struktur peristiwa yang menurut catatan kami punya kontribusi sendiri-sendiri," tutur Choirul.

Baca juga: Otopsi Ulang Brigadir J, Dokter Spesialis Forensik Sebut Lebih Rumit Dibanding Otopsi Pertama

5. Para ajudan masih saling bercanda sebelum kejadian

Pemeriksaan Komnas HAM, para ajudan dengan kompak menyampaikan bahwa mereka masih bercanda sebelum peristiwa dugaan baku tembak itu terjadi.

"Sebelum Jumat (hari kematian Brigadir J) kami tarik ke belakang, kami tanya semua apa yang terjadi, bagaimana peristiwanya, bahkan kondisinya kayak apa," ungkap Choirul.

Menurut Choirul, temuan ini penting untuk melihat suatu temuan yang sudah didapatkan sendiri oleh Komnas HAM.

"Untuk melihat rentang waktu dan melihat konteks yang terjadi dalam rentang waktu itu, termasuk tadi yang saya bilang di awal soal tertawa," jelas dia.

(Sumber: Kompas.com/Penulis Farid Assifa; Vitorio Mantalean | Editor: Farid Assifa; Fitria Chusna Farisa; Bagus Santosa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Tren
Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Tren
Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Tren
Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Tren
Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com