Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi, Lika-liku Konflik Rusia-Ukraina, dan Harapan Perdamaian dari Indonesia

Kompas.com - 29/06/2022, 20:44 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah sempat "menghela napas" akibat pandemi Covid-19, krisis ekonomi baru kini mulai mengintai dunia.

Bayang-bayang krisis baru itu dimulai pada 24 Februari 2022 ketika Rusia mulai menginvasi Ukraina.

Dampak krisis pun sudah terlihat nyata.

Berdasarkan perhitungan organisasi bank dunia, Dana Moneter Dunia (IMF), dan PBB, ada sekitar 60 negara yang perekonomiannya terancam ambruk.

Bahkan 42 di antaranya sudah dipastikan akan runtuh.

Baca juga: Sejarah Konflik Rusia Vs Ukraina

Dasar invasi Rusia ke Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin berdalih, invasi ini bertujuan untuk melindungi orang-orang yang menjadi sasaran intimidasi dan genosida dan bertujuan untuk "demiliterisasi dan de-Nazifikasi" Ukraina.

Padahal, tak ada genosida di Ukraina. Presiden Ukraina Volodymr Zelenskyy pun merupakan seorang Yahudi.

Karena itu, banyak pihak menilai invasi ini didasari atas kegusaran Rusia akan rencana Ukraina untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Perlu diingat, sejarah kehadiran NATO tak lepas dari kekhawatiran Barat atas Uni Soviet.

Dengan adanya ekspansi NATO yang semakin ke timur, khususnya di Ukraina, Rusia akan benar-benar berhadapan langsung dengan NATO.

Baca juga: Sederet Dampak Perang Rusia Ukraina bagi Ekonomi Indonesia

Dampak secara global

The Simpsons dan ramalannya. Tak selalu telak, tapi mendekati. Seperti konflik Rusia-Ukraina.20th Century Fox The Simpsons dan ramalannya. Tak selalu telak, tapi mendekati. Seperti konflik Rusia-Ukraina.

Akibat konflik Rusia-Ukraina, harga minyak dan gas terus melonjak akibat minimnya pasokan global. Sebab, Rusia adalah salah satu produsen dan pengekspor bahan bakar fosil terbesar di dunia.

Harga yang naik mendorong pemerintah negara-negara di dunia mengambil langkah-langkah untuk meringankan kesulitan keuangan bagi konsumen.

Selain itu, konflik ini juga akan menyebabkan krisis sistem pangan global.

Baca juga: Kenapa Rusia dan Ukraina Perang?

Diketahui, Rusia dan Ukraina adalah lumbung pangan dunia, menyumbang 30 persen dari ekspor gandum global.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com