Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Tersangka KPK, Ini Profil dan Harta Kekayaan Mantan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti

Kompas.com - 03/06/2022, 20:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya menetapkan mantan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti sebagai tersangka kasus suap terkait pengurusan izin mendirikan bangunan (IMB) apartemen di Yogyakarta.

Penetapan tersangka Haryadi Suyuti tersebut diumumkan oleh Wakil Ketua KPK Alexander Marwata di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (3/6/2022).

"KPK meningkatkan status perkara ini ke tahap penyidikan dengan mengumumkan tersangka HS (Haryadi Suyuti)," kata dia.

Baca juga: Jadi Tersangka KPK, Berikut Profil dan Harta Kekayaan Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin-Angin

Selain Haryadi, KPK juga menetapkan tersangka kepada Vice President Real Estate PT Summarecon Agung Tbk Oon Nusihono, Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Pemkot Yogyakarta Nurwidhihartana, serta sekretaris pribadi merangkap ajudan eks Wali Kota Yogyakarta Haryadi, Triyanto Budi Yuwono.

Diketahui, Haryadi diamankan bersama delapan orang dalam kegiatan tangkap tangan di Yogyakarta dan Jakarta pada Kamis (2/6/2022) sore.

Dalam operasi tersebut diamankan 27.258 dollar AS dalam goodie bag.

Baca juga: Jadi Tersangka KPK, Ini Profil dan Harta Kekayaan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi

Berikut profil dan harta kekayaan Haryadi Suyuti:

Profil mantan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti

Eks Wali Kota Yogyakarta Haryati Suyudi menggunakan rompi tahanan KPK di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, pada Jumat (3/6/2022). KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA Eks Wali Kota Yogyakarta Haryati Suyudi menggunakan rompi tahanan KPK di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, pada Jumat (3/6/2022).

Haryadi Suyuti merupakan Wali Kota Yogyakarta periode 2011-2016, kemudian berlanjut pada 2017-2022.

Dikutip dari laman KPU, Haryadi lahir di Yogyakarta pada 9 Februari 1964.

Ia bersekolah di SD Negeri IKIP 2 Yogyakarta pada 1970-1976, dan melanjutkan di SMPN 5 Semarang pada 1977-1980.

Jenjang SMA ditempuhnya di SMAN 1 Yogyakarta pada 1980-1983.

Baca juga: Jadi Tersangka Baru Kasus Ekspor CPO Minyak Goreng, Ini Profil Lin Che Wei

Haryadi diketahui melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi di S1 Fisipol UGM Yogyakarta pada 1983-1989.

Sebelum menjabat sebagai Wali Kota Yogyakarta, Haryadi merupakan Direktur di PT Finance Corporindo Nusa pada 1995-2003.

Ia juga pernah menjabat sebagai Anggota Komite Audit di PT Indofarma (Persero) Tbk April 2003-Agustus 2003.

Dirinya juga diketahui menjabat sebagai Corporate Secretary di PT Indofarma (Persero) Tbk pada 2003-2006.

Baca juga: Jadi Tersangka Kasus Suap, Ini Profil dan Harta Kekayaan Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy

Karier Haryadi di dunia politik

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Eks Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti sebagai tersangka suap terkait pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) apartemen di Yogyakarta.  Haryadi diamankan bersama delapan orang dalam kegiatan tangkap tangan di Yogyakarta dan Jakarta pada Kamis (2/6/2022) sore.KOMPAS.com / IRFAN KAMIL Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Eks Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti sebagai tersangka suap terkait pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) apartemen di Yogyakarta. Haryadi diamankan bersama delapan orang dalam kegiatan tangkap tangan di Yogyakarta dan Jakarta pada Kamis (2/6/2022) sore.

Setelah merantau di Jakarta lebih dari 15 tahun, Haryadi kemudian kembali ke Yogyakarta dan menjadi Wakil Wali Kota Yogyakarta mendampingi Herry Zudianto.

Saat itu, pada 26 November 2006, Haryadi dan pasangannya meraih 61,5 persen suara.

Haryadi menjadi Wakil Wali Kota Yogyakarta periode 2006-2011.

Ketika itu dirinya diusung oleh Koalisi Rakyat Jogja gabungan Partai Amanat Nasional, Partai Golkar, dan Partai Demokrat.

Usai menjadi Wakil Wali Kota, Haryadi kemudian terpilih menjadi Wali Kota Yogyakarta 2011-2016.

Baca juga: Profil dan Harta Kekayaan Bupati Bogor Ade Yasin, Tersangka Suap Auditor BPK

Kemudian, Haryadi maju dengan Imam Priyono dan diusung Partai golkar dan PDI Perjuangan dengan mendulang 97.047 suara.

Dikutip dari Kompas.id, Haryadi terpilih kembali sebagai Wali Kota Yogyakarta periode 2017-2022.

Kali ini ia diusung Partai Golkar, PAN, PKS, Gerindra, dan Demokrat.

Haryadi mengalahkan Imam Priyono-Achmad Fadli yang diusung PDI-P, Nasdem dan PKB dengan 100.333 suara.

Baca juga: 9 PNS Jadi Tersangka Kecurangan Tes CASN 2021, Ini Kata BKN

Haryadi aktif berorganisasi

Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti sitemui di kompleks balaikota YogyakartaKompas.com/Wisang Seto Pangaribowo Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti sitemui di kompleks balaikota Yogyakarta

Haryadi cukup aktif berorganisasi, di antaranya pernah menjadi anggota Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY (2006-2010), Ketua Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Yogyakarta (2007-2011).

Selain itu, Haryadi juga pernah menjabat sebagai Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kota Yogyakarta (2007-2011), serta Ketua DPD Partai Golkar DIY (2015-2020).

Pada 2015, Haryadi pernah mendapat penghargaan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) berupa penghargaan Satya Lencaana Karya Bhakti Praja Nugraha.

Selain itu, ia pernah mendapat penghargaan Regional Leader Entepreneur Award 2019 kategori kemiskinan dari MarkPlus.

Satya Lencana Pembangunan bidang Kependudukan (2019) dan Nugra Jasa Dharma Pustaloka Kategori Pejabat Publik dan Perpusnas (2021).

Baca juga: Jadi Tersangka Kasus Minyak Goreng, Berapa Harta Kekayaan Indrasari Wisnu Wardhana?

Harta kekayaan mantan Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti

Total harta kekayaan Haryadi Suyuti, dikutip dari elhkpn, mencapai Rp 10.551.200.000.

Haryadi terakhir melaporkan harta kekayaannya pada 31 Maret 2021.

Harta kekayaan tersebut di antaranya berupa tanah dan bangunan di Kota Yogyakarta senilai total Rp 6.327.000.000.

Baca juga: 6 Fakta Pembunuhan Pegawai Dishub Makassar, Kasatpol PP Ditetapkan Jadi Tersangka

Berikut rincian tanah dan bangunan yang dimiliki Haryadi:

  • Tanah dan bangunan seluas 169 m2/250 m2 di Kab/Kota Kota Yogyakarta, warisan Rp 780 juta
  • Tanah seluas 751 m2 di Kab/Kota Bantul, hasil sendiri Rp 1,15 miliar
  • Tanah dan bangunan seluas 445 m2/275 m2 di Kab/Kota Sleman, hasil sendiri Rp 1,5 miliar
  • Tanah dan bangunan seluas 116 m2/110 m2 di Kab/Kota Kota Yogyakarta, warisan Rp 1.165.000.000
  • Tanah dan bangunan seluas 161 m2/161 m2 di Kab/Kota Sleman, warisan Rp 490 juta
  • Tanah Seluas 613 m2 di Kab/Kota Sleman, warisan Rp 922 juta
  • Tanah dan Bangunan Seluas 106 m2/100 m2 di Kab/Kota Bantul, hasil sendiri Rp 320 juta.

Sementara itu, harta berupa alat transportasi dan mesin senilai Rp 399.600.000.

Baca juga: Jadi Tersangka Kasus Korupsi, Berikut Jejak Politik dan Harta Kekayaan Alex Noerdin

Sejumlah alat transportasi yang digunakan di antaranya yakni 4 sepeda motor Piaggio, 1 mobil Toyota Alphard, 1 mobil Ford Fiesta, 1 unit sepeda motor Honda CB, 1 unit Honda PCX, 1 unit motor Yamaha N-Max, 1 motor Honda Forza.

Adapun harta bergerak lainnya senilai total Rp 4,8 miliar. Kas dan setara kas Rp 185 juta, serta harta lain senilai Rp 5.750.000.

Sementara hutang Haryadi tercatat sebanyak Rp 1.183.200.000.

Baca juga: Profil Doni Salmanan, Tersangka Penipuan Berkedok Trading Binary Option Quotex

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com