Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Yoon Suk-yeol, Presiden Baru Korsel yang Sebut Megawati dalam Pidato Pelantikannya

Kompas.com - 10/05/2022, 18:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Yoon Suk-yeol resmi dilantik menjadi Presiden Korea Selatan pada Selasa (10/5/2022).

Mantan jaksa yang terkenal tanpa kompromi ini memenangkan pemilihan umum pada Maret 2022 dengan margin sangat tipis.

Dalam pelantikan yang dihadiri sekitar 40.000 warga dan pejabat Korsel itu, Yoon menyapa para tamu kehormatan yang hadir, termasuk Megawati Soekarnoputri.

"Saya juga sangat berterima kasih kepada Yang Mulia Ibu Diah Permata Megawati Soekarnoputri yang datang dari luar negeri untuk merayakan kesempatan ini dan tamu-tamu terhormat lainnya atas kehadiran mereka," kata Yoon, dikutip dari Kompas TV.

Lantas, siapa sebenarnya Yoon Suk-yeol?

Baca juga: Megawati Hadiri Pelantikan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol

Profil Yoon Suk-yeol

Lahir di Seoul pada 1960, ayah Yoon merupakan seorang profesor perguruan tinggi dan ibunya seorang mantan guru, dikutip dari New York Times.

Setelah lulus dari Seoul National University, ia menjadi jaksa pada 1994.

Namanya dikenali sebagai penyelidik antikorupsi yang tidak gentar di bawah tekanan politik saat mengejar beberapa orang terkaya dan terkuat di negara itu.

"Saya tidak berutang kesetiaan saya kepada siapa pun," kata Yoon yang terkenal selama sidang parlemen pada tahun 2013.

Ia juga memainkan peran penting dalam memenjarakan dua mantan presiden konservatif, Park Geun-hye dan pendahulunya Lee Myung-bak.

Ia juga memiliki andil dalam memenjarakan bos Samsung, konglomerat paling kuat di Korea Selatan.

Di bawah pemerintahan presiden sebelumnya, Moon Jae-in, Yoon menjadi semakin dikenal sebagai penyelidik senior dan jaksa agung.

Baca juga: Hasil Pilpres Korea Selatan: Mantan Jaksa Yoon Suk Yeol Menang Jadi Presiden Selanjutnya

 

Menyelidiki sekutu Moon Jae-in

Namun, hubungan keduanya memanas ketika Yoon mulai menyelidiki tuduhan kesalahan yang melibatkan sekutu politik Moon, seperti mantan menteri kehakiman Cho Kuk.

Oposisi konservatif, yang sebelumnya menjelek-jelekkan Yoon sebagai antek politik, tiba-tiba mulai memanggilnya pahlawan.

Tahun lalu, ia mengundurkan diri sebagai jaksa agung dan memenangkan nominasi presiden dari Partai Kekuatan Rakyat yang konservatif.

Bagi kaum konservatif, Yoon dipandang sebagai orang terbaik untuk mengalahkan kandidat Partai Demokrat, meskipun tidak memiliki pengalaman kepemimpinan politik.

Media lokal telah melaporkan bahwa Yoon sangat terinspirasi oleh perdana menteri masa perang Inggris Winston Churchill, dikutip dari France24.

Meskipun pengalamannya terbatas dalam politik, Yoon masih berhasil mengkonsolidasikan dukungan dari sebagian besar elit negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Serang Kamp Pengungsi di Rafah, 21 Tewas, Bantuan ke Gaza Terhenti

Israel Serang Kamp Pengungsi di Rafah, 21 Tewas, Bantuan ke Gaza Terhenti

Tren
Ratusan Mobil Dinas Pemprov Banten Senilai Rp 25 M Hilang dan Menunggak Pajak Rp 1,2 M

Ratusan Mobil Dinas Pemprov Banten Senilai Rp 25 M Hilang dan Menunggak Pajak Rp 1,2 M

Tren
La Nina Diprediksi Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

La Nina Diprediksi Muncul Juni, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Ilmuwan Deteksi Planet Layak Huni Seukuran Bumi

Ilmuwan Deteksi Planet Layak Huni Seukuran Bumi

Tren
Update Kasus Vina: Pengakuan Adik, Ayah, dan Ibu Pegi soal Nama Robi

Update Kasus Vina: Pengakuan Adik, Ayah, dan Ibu Pegi soal Nama Robi

Tren
Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Kelompok Pekerja yang Gajinya Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Siapa Saja?

Tren
Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Ditutup Juni 2024, Ini yang Terjadi jika Tidak Lakukan Pemadanan NIK dengan NPWP

Tren
13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

13 Wilayah Indonesia yang Memasuki Awal Musim Kemarau pada Juni 2024

Tren
7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

7 Sarapan Sehat untuk Penderita Asam Lambung, Tidak Bikin Perut Perih

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 29-30 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

[POPULER TREN] Gaji Buruh Dipotong Tapera, Mulai Kapan? | Profil Rwanda, Negara Terbersih di Dunia

Tren
Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com