KOMPAS.com – Video pembelajaran tentang Kaum Sodom yang disampaikan Ribut Santoso, seorang guru Sekolah Dasa (SD) di Lumajang baru-baru ini viral di media sosial.
Video tersebut memperlihatkan Ribut yang sedang menjelaskan materi pelajaran Agama tentang umat Nabi Luth, yakni Kaum Sodom, kepada beberapa siswanya.
Guru di SDN Pagowan 1, Kecamatan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang ini memang kerap membagikan konten mengajarnya di sosial media TikTok.
Baca juga: Viral, Video Penumpang Pesawat Keluhkan Proses Bagasi Berjam-jam, Ini Penjelasan Lion Air
@r_dancermanagement @R_DancerManagement#JagaUjianPTSPenilaianTengahSemesterkls2#vidioviraltiktok#viral2022#vidio_viral#fypage#fyp??vi#fyp#BAGIHOKI ? suara asli - R_DancerManagement
Baca juga: Dampak Video Porno untuk Anak di Bawah Umur
Kendati demikian, sejumlah warganet mengkritik video Ribut Santoso lantaran dianggap mengangkat topik seksual yang vulgar kepada anak-anak.
Sebaliknya, ada pula yang mendukung video Ribut karena sudah berusaha mengenalkan pendidikan seks sejak dini.
Pro dan kontra ini menimbulkan pertanyaan mengenai waktu yang tepat untuk mengajarkan pendidikan seks kepada anak-anak.
Baca juga: Penjelasan PT KAI soal Video Viral Penumpang Merokok di Toilet Kereta
Lantas, kapan pendidikan seks bisa diberikan kepada anak-anak?
Psikolog dari Unika Soegijapranata Semarang Christin Wibhowo menjelaskan, pendidikan seks bisa diberikan kepada anak-anak sejak dini.
Kendati demikian, materi yang disampaikan harus disesuaikan dengan tingkatan usia anak.
“Pendidikan seks itu sudah bisa dimulai sejak 3 tahun,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/3/2022).
“Pendidikan seks itu kan tidak selalu hubungan pastri. Tetapi bagaimana si anak itu menjaga dan merawat tubuhnya,” lanjut dia.
Baca juga: Viral, Unggahan Balasan Ngegas Admin Twitter Commuterline soal Dugaan Pelecehan Seksual di KRL
Bahkan, praktisi dan pemerhati perkembangan anak Nyi Mas Diane merekomendasikan agar orang tua mengajarkan pendidikan seks kepada anak sejak usia 0 sampai 10 tahun,
"Pendidikan seksual pada usia 0-2 tahun ini sebatas mengenal dia laki-laki atau dia perempuan, tentu dari karakteristik dan pakaian anak dapat mengenal gender," tuturnya, dikutip dari Kompas.com, Kamis (24/3/2021).
Sebagai contoh, pendidikan seks yang bisa diberikan kepada anak-anak berusia 3 tahun adalah kebiasaan ke toilet.
Baca juga: Mengapa Orang Suka Merekam Aktivitas Seksual Pribadinya?
Meskipun masih dibantu oleh orang dewasa, kebiasaan ini perlu untuk diterapkan agar anak-anak memiliki kesadaran dan kemandirian untuk merawat dirinya sendiri.
“Jangan sampai kalau ke toilet harus dibantu orang lain. Nanti kesentuh bagian yang sensitif, nanti malah anak jadi tidak nyaman atau bahkan nyaman banget sehingga ketagihan,” jelas Christin.
Pendidikan seksual pada anak juga bisa diberikan dengan mengenalkan jenis sentuhan.
Anak-anak harus memahami bahwa terdapat beberapa bagian tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang asing.
“Anak-anak harus diajarkan bahwa bagian tubuh yang tertutup baju dalam tidak boleh dipegang atau difoto atau disentuh oleh siapa pun kecuali kalau ada ibu,” tuturnya.
Baca juga: Ramai soal Dugaan Pelecehan Seksual Pegawai Komisi Penyiaran, Ini Tanggapan KPI
Untuk mengenalkan anak-anak kepada siapa saja yang boleh dan tidak boleh menyentuh tubuhnya, orang tua bisa melakukannya dengan bantuan pohon keluarga.
Melalui pohon keluarga ini, anak-anak bisa mengenali mana saja orang terdekatnya dan bukan.
Dengan demikian, mereka bisa belajar untuk melindungi diri dari tindakan penyimpangan yang dilakukan oleh orang asing.
Baca juga: Mengalami Pelecehan Seksual, Apa yang Harus Dilakukan?
Materi pendidikan seks juga sebaiknya ditambah seiring bertumbuhnya usia anak-anak. Tujuannya, untuk membekali pergaulan mereka dengan lingkungannya.
Apalagi dengan adanya perkembangan media sosial yang tidak bisa dielakkan.
Anak-anak harus diajarkan mengenai penyimpangan seksual yang mungkin terjadi di media sosial.
Baca juga: Marak soal Kasus Penyimpangan Seksual, Bagaimana Cara Menghadapinya?
Kendati harus diperkenalkan kepada anak-anak, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang Agus Salim mengatakan bahwa materi mengenai pendidikan seks belum ada di kurikulum Kemendikbud.
"Sejauh ini belum ada, kalau bahaya narkoba ada di salah satu pelajaran, tapi kalau nanti ada kurikulum dari pusat kita akan mengkaji lagi lebih dalam," ujarnya, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (26/3/2022).
Adapun terkait dengan video Ribut yang viral di sosial media, Agus mengatakan bahwa materi yang disampaikan sudah benar.
Agus juga memberikan apresiasi kepada Ribut atas metode pengajaran yang dilakukannya. Pasalnya, metode pengajaran yang dilakukan Ribut dinilai baik dan dekat dengan siswa.
"Pak Ribut itu bagus loh, dia metodenya bagus. Dia juga sangat dekat dengan muridnya dan memang gayanya seperti itu tidak dibuat-buat. Jadi disenangi siswanya," pungkasnya.
Baca juga: Cegah Anak dari Pelecehan Seksual, Bagaimana Mengedukasinya?