Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontroversi Terapi "Cuci Otak", Alasan Terawan Dipecat Sementara IDI pada 2018

Kompas.com - 28/03/2022, 13:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah video pembacaan rekomendasi pemberhentian sementara atau pemecatan Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto beredar di media sosial.

Rekomendasi pemberhentian itu dibacakan saat sidang khusus Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) pada Muktamar ke-31 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) di Banda Aceh.

Ketua IDI Aceh Safrizal Rahman menyebutkan, rekomendasi pemecatan Terawan dari keanggotaan IDI merupakan hasil evaluasi kinerja pengurus sebelumnya.

"Rekomendasi pemberhentian dokter Terawan itu bukan produk baru saat muktamar di Aceh, tapi sudah sama itu dibahas pada saat muktamar lalu," kata Safrizal, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (26/03/2022).

Menurut dia, rekomendasi pemberhentian Terawan ini adalah hasil rekomendasi muktamar di Samarinda 3 tahun lalu, tapi pengurus IDI sebelumnya tak mengeksekusi rekomendasi itu.

Dikutip dari Kompas.com, 4 April 2018, sebelum ini, Terawan tercatat pernah diberhentikan sementara oleh IDI terkait metode terapi brain wash atau cuci otak.

Lantas, apa itu metode brain wash yang diperkenalkan Terawan?

Baca juga: Fakta di Balik Rekomendasi Pemberhentian Permanen Terawan dari IDI

Kontroversi terapi cuci otak Terawan

Terawan sebelumnya sempat diberhentikan sementara dari IDI selama 12 bulan sejak 26 Februari 2018 hingga 25 Februari 2019.

Hal ini terkait metode cuci otak atau brain wash yang digunakannya sebagai terapi pada penderita stroke.

Dikutip dari Kompas.com, 4 April 2018, metode cuci otak yang digunakan Terawan dilakukan di RSPAS Gatot Subroto, memanfaatkan 2 lantai ruangan RS untuk menangani pasien stroke.

Ruangan yang bernama CVV (Cerebro Vascular Center) itu mampu menangani sekitar 35 pasien per hari dengan biaya paling murah Rp 30 juta per pasien.

Terapi cuci otak yang dilakukan dokter Terawan Agus Putranto dilakukan menggunakan heparin untuk menghancurkan plak penyebab penyumbatan pembuluh darah.

Heparin tersebut dimasukkan melalui kateter yang dipasang di pangkal paha pasien menuju sumber kerusakan pembuluh darah yang menjadi penyebab stroke.

Baca juga: Rekam Jejak Terawan, Dokter Militer yang Pernah Jadi Menkes dan Kini Direkomendasikan Diberhentikan dari IDI

IDI sebut pelanggaran kode etik

Sejumlah pasien Terawan mengatakan kondisi mereka membaik usai terapi tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com