Daryono mengatakan, gempa intraslab semacam ini memiliki karakter mampu meradiasikan ground motion atau guncangan yang lebih besar di atas gempa dengan magnitudo sekelasnya dari sumber lain.
"Maka wajar jika gempa ini, meskipun hanya magnitudo 5,2, tetapi dapat dirasakan di Jakarta," jelas dia.
Baca juga: Gempa Bumi Magnitudo 5,5 Guncang Banten, Tak Berpotensi Tsunami
Ia menambahkan, struktur tanah lunak dan tebal di Jakarta akan menciptakan resonansi dan mengamplifikasi atau memperkuat guncangan gempa.
Gempa selatan Banten magnitudo 5,2 ini memiliki rekahan sangat kecil merilis penurunan tegangan (stress drop) sangat besar.
"Efeknya, gempa meradiasikan guncangan frekuensi yang lebih tinggi dari biasanya," ujar Daryono.
Daryono memaparkan, gempa-gempa kuat atau signifikan yang terjadi belakangan ini, baik di Selatan Banten maupun di Selatan Jawa Timur, memiliki tipe intraslab earthquake.
Baca juga: Gempa Terkini M 5,5 Guncang Jakarta, Terasa hingga Tangerang dan Sukabumi
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa Banten magnitude 5,2 ini memiliki mekanisme pergerakan kombinasi geser-turun atau oblique normal.
Gempa Banten magnitudo 5,2 dirasakan sangat kuat di Palabuhan Ratu dalam skala intensitas IV MMI.
Sedangkan di Malingping, Bayah, Cihara, Panggarangan, Ciptagelar, Wanasalam, Sukabumi, Rangkas Bitung, Cireunghas, Cikeusik dalam skala intensitas III MMI.
Di Sawarna, Pangalengan, Jakarta, Tangerang, Parung Panjang dalam skala intensitas II MMI.
"Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan bangunan akibat gempa," ucap Daryono.