Masyarakat Tionghoa menganggap kalau warna emas bisa memberikan energi positif. Sehingga sebagai langkah untuk membuat rumahmu bisa membawa keberuntungan adalah dengan menggunakan warna emas.
Warna ini juga bisa dihadirkan dengan menambah dekorasi, hiasan, atau nuansa tertentu berunsur emas.
Dalam budaya China, naga menjadi simbol yang sering dikaitkan dengan kelancaran rezeki dan lambang kemakmuran.
Selain naga, ikan dan burung adalah simbol rumah yang dianjurkan oleh ilmu fengshui untuk keberuntungan dan pembawa rezeki.
Dalam ilmu fengshui, air juga menjadi simbol dalam kelancaran rejezi. Untuk mendatangkan rezeki ini, bisa menghadirkan aliran air di dalam ruangan, terutama ruang tamu atau ruang tengah. Cara termudahnya dengan menghadirkan aquarium atau hiasan air.
Selain simbol kelancaran rezeki, aliran air juga memiliki manfaat lain yaitu memberikan rasa tenang lewat gemericik air.
Menurut fengshui, kaca atau cermin dipercaya dapat menjadi pemancar energi positif dan pembawa keberuntungan para penghuninya.
Di samping itu, kehadiran kaca juga dapat membuat ruangan lebih estetik serta membuat ruangan memiliki kesan luas. Kaca atau cermin juga membuat cahaya mudah masuk sehingga bisa menghemat daya listrik.
Pilih tanaman yang dipercaya mendatangkan keberuntungan seperti pilea peperomioides (Chinese Money Plant) yang memiliki daun menyerupai koin.
Selain itu, juga disarankan menanam jade plant yang tampak menyerupai batu giok. Jenis tanaman hias ini dipercaya bisa mendatangkan rezeki dan keberuntungan di rumah.
Opsi lainnya menanam tanaman pachira aquatica atau yang disebut sebagai pohon uang yang digunakan untuk menyambut kelimpahan.
Tata letak rumah juga harus dipastikan sesuai dengan saran fengshui demi mencegah berkurangnya nilai hoki di dalam rumah.
Berikut ini contoh peletakan ruangan yang baik menurut fengshui:
Memasuki abad ke-12 hingga abad ke-13 Masehi, Feng Shui memasuki masa kelamnya. Di abad ini, China dijajah oleh bangsa Mongolia dan perkembangan budaya China pun terhambat, salah satunya ilmu Feng Shui.
Buku-buku mengenai Feng Shui terbakar habis. Bahkan, ilmu Feng Shui sempat hilang hingga hampir 100 tahun.
Namun, saat kekuasaan bangsa Mongolia berhasil digulingkan, ilmu Feng Shui kembali berkembang dan mulai marak orang awam yang mempelajarinya.
Melansir dari historia.id, awalnya Feng Shui digunakan untuk menentukan letak makam. Hal ini didasarkan pada kepercayaan orang Tionghoa bahwa roh leluhur dapat mengalirkan energi chi.
Energi chi ini disinyalir dapat memberikan pengayoman, perlindungan, serta berkah kepada keturunannya.
Itulah yang menjadi alasan mengapa makam orang Tionghoa rata-rata memiliki desain yang mewah dan berada di tempat yang nyaman.
Pada masa sekarang, Feng Shui dikenal untuk menentukan tata letak dan segala sesuatu yang berhubungan dengan rumah atau bangunan.
Namun ternyata, tak hanya itu saja kegunaan Feng Shui. Kini, Feng Shui bertransformasi sebagai media untuk memprediksi keberuntungan bisnis, kesehatan, percintaan, dan lain sebagainya.