Pada 1990, Uni Soviet memilih Nursultan Nazarbayev sebagai presiden Kazakh pertama sekaligus mengumumkan kedaulatan negara pada 25 Oktober 1990.
Kazakhstan pun mendeklarasikan kemerdekaan secara penuh dari Uni Soviet pada 1991 dan bergabung dengan Commonwealth of Independent States (CIS).
Pada 1994, pemerintah memutuskan untuk memindahkan ibu kota negara secara bertahap dari Almaty ke Akmola. Ibu kota secara resmi dipindahkan pada 1997 dan berganti nama menjadi Astana, mengutip Britannica.
Pada awal abad ke-21, transformasi cepat ibu kota dipimpin oleh ledakan konstruksi dramatis yang diarahkan langsung oleh Nazarbayev.
Transformasi itu sebagian besar didorong oleh pendapatan minyak negara yang terus meningkat.
Pipa besar pertama untuk mengangkut minyak dari Kaspia ke pasar dunia dibuka pada bulan Maret, mengalir dari ladang minyak besar Tengiz di Kazakhstan barat ke pelabuhan Novorossiysk di Laut Hitam Rusia.
Baca juga: Sejarah Istanbul, Byzantium, dan Konstantinopel: Kota di Dua Benua
Nazerbayev pun terus berkuasa hingga Maret 2019 setelah mengundurkan diri dari kursi kepresidenan.
Kursi presiden Kazakhstan selanjutnya diisi oleh Kassym-Jomart Tokayev yang memenangi pemilu pada Juni 2019.
Pada awal tahun 2022, pemerintah mengakhiri pembatasan harga LPG sebagai bagian dari rencana berkelanjutan untuk meliberalisasi pasar energi dan mengakhiri kekurangan bahan bakar.
Namun, langkah ini memicu protes keras dan dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru negeri.
Para demostran kemudian menyerbu dan membakar gedung-gedung pemerintah sebagai bentuk kekecewaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.