KOMPAS.com - Turki menyimpan segudang sejarah kedigdayaan berbagai bangsa di masa lalu.
Di Istanbul, misalnya, banyak bangunan dan peninggalan masa lalu yang masih bisa dinikmati sampai saat ini. Inilah salah satu alasan mengapa banyak wisatawan dari penjuru dunia mengunjungi kota tersebut.
Selain itu, Istanbul juga menjadi satu-satunya kota di dunia yang terletak di dua benua, yaitu Asia dan Eropa.
Bagi kalian yang bermimpi mengunjungi Istanbul, tentu akan lebih baik jika dibekali dengan sejarah kota itu.
Baca juga: Tak Cuma Istanbul, 4 Kota di Turki untuk Destinasi Wisata
John Freely dalam bukunya Istanbul: The Imperial City (1998) mencatat, kota ini mulanya dikenal sebagai Byzantium.
Istanbul sudah berusia seribu tahun ketika Konstantin Agung menjadikannya sebagai ibu kota Kekaisaran Romawi pada 330 Masehi.
Sejak saat itu, Istanbul dinamai Konstantinopel atau kota Konstantin.
Konstanti Agung bahkan menyebut kota itu sebagai Roma Baru. Konstantinopel kemudian tumbuh menjadi kota besar dan terkuat di Eropa.
Melansir Britannica, masa pemerintahan Justinian (527-565 M) menjadi puncak kejayaan Konstantinopel.
Karena itu, populasi penduduk di awal pemerintahannya mencapai sekitar 500.000 orang.
Namun, kebakaran besar melanda kota itu pada 532 M serta banyaknya pemberontakan mengakibatkan penduduknya terbunuh dalam jumlah besar.
Pembangunan kembali Konstantinopel memberi Justinian kesempat untuk terlibat langsung dalam proyek megah yang peninggalannya masih bisa dilihat hingga kini.
Di masa ini juga, Hagia Sophia dibangun dengan arsitektur yang menakjubkan.
Hagia Sophia atau Aya Sofya adalah sebuah tempat ibadah di Istanbul yang dibangun pada tahun 537 M sampai 1453 M. Bangunan ini merupakan Katedral Ortodoks.
Pada tahun 542 M, kota Konstantinopel dilanda wabah yang disebut telah membunuh tiga dari setiap lima penduduk.
Tak hanya Konstatinopel, tetapi Kekaisaran Romawi secara umum juga ikut terdampat dengan proses pemulihan yang sangat lambat hingga abad ke-9.
Selama periode ini, kota tersebut diserang oleh Persia dan Avar (626 M), Arab (674-678 M dan 717-718 M), Bulgar (813 M dan 913 M), Rusia (860 M, 941, M, dan 1043 M), dan Pecheneg (1090-1091 M).
Namun, semuanya gagal menaklukan Konstantinopel.
Dalam abad-abad selanjutnya, kota itu menjadi saksi bisu pertarungan politik dan perebutan kekuasaan dari berbagai pihak hingga akhirnya dikuasai oleh Turki Utsmani.
Baca juga: Sejarah Cappadocia, Saksi Bisu Kehidupan Era Byzantium
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.