Sementara itu, Emma Walmsley untuk kesekian kalinya menduduki peringkat pertama perempuan paling berpengaruh internasional.
Emma Walmsley adalah CEO raksasa farmasi Inggris, GlaxoSmithKline (GSK).
Walmsley menghabiskan tiga tahun dalam usahanya membangun kembali raksasa farmasi Inggris ketika Covid-19 menyerang dan mengacak-acak prioritas dunia.
Sebagai salah satu produsen vaksin dan obat pernapasan terkemuka di dunia, GSK berada di garis depan pandemi.
Perusahaan itu berperan dalam menyediakan teknologi dalam upaya mengembangkan vaksin, meningkatkan produksi obat-obatan penting, seperti inhaler dan pereda nyeri.
Walmsley baru-baru ini juga dianugerahi gelar Dame oleh Ratu Elizabeth II.
Baca juga: Ini 12 Perempuan Muda Indonesia yang Masuk Daftar Forbes 30 Under 30 Asia
Penjualan dan laba bisnis GSK pada 2019 mengalami kenaikan masing-masing 4,8 persen dan 22 persen. Angka itu meningkat 8 persen pada paruh pertama 2020.
Kenaikan didorong oleh pertumbuhan divisi kesehatan konsumennya, sebagian besar karena mergernya dengan bisnis Prizer.
Tahun ini, penjualan obat-obatan pernapasan kanker dari GSK juga mnengalami kenaikan.
Perusahaan juga telah meluncurkan tiga obat pada tahun 2020, termasuk obat baru untuk multiple myeloma.