Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Merokok di Dalam Rumah, Nikotin Bisa Membunuh Tanaman Indoor

Kompas.com - 10/10/2021, 10:00 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Asap rokok juga bisa membahayakan tanaman. Jika tanaman indoor Anda tak tumbuh subur, bisa jadi karena tanaman terlalu sering "menghirup" asap nikotin.

Apakah tanaman memang bisa terpengaruh udara yang ada di sekitarnya? Jawabannya ternyata, bisa. 

Dalam kawasan yang sering terkena kebakaran hutan, beberapa pohon yang bisa selamat dari amukan api bisa terus tumbuh namun dengan kualitas pertumbuhan yang tak maksimal. 

Mengutip dari Gardening Know How, pohon yang bisa selamat dari amukan api itu sudah terkontaminasi asap pembakaran dalam level berat.

Imbasnya, tanaman tak bisa berfotosintesis dengan sempurna seperti sebelumnya. Hal ini membuat tanaman tak bisa tumbuh sesubur seperti sebelum kebakaran terjadi.

Baca juga: Ciri-ciri Pohon Mati dan Berisiko Tumbang

Pengaruh asap rokok bagi tanaman

Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa asap rokok juga bisa mempengaruhi tumbuh kembang tanaman, terutama tanaman di dalam rumah atau indoor.

Tanaman indoor akan menyerap asap rokok, imbasnya tanaman akan dipenuhi nikotin dalam waktu lama.Unsplash/Hamza Ali Tanaman indoor akan menyerap asap rokok, imbasnya tanaman akan dipenuhi nikotin dalam waktu lama.
Dalam penelitian tersebut didapatkan bahwa tanaman yang terkontaminasi asap rokok minimal 30 menit sehari, akan memiliki pertumbuhan daun yang lebih sedikit daripada tanaman yang tak pernah terkontaminasi asap rokok sama sekali.

Daun-daun yang sudah tumbuh pun akan gampang menguning, kemudian berubah kecokelatan, dan lantas jatuh berguguran.

Efek nikotin bagi tanaman ini sepertinya berhubungan dengan kemampuan tanaman indoor dalam menyaring udara di dalam sebuah ruangan.

Ketika sebuah tanaman mint diletakkan di ruangan yang dipenuhi asap rokok, hanya selang dua jam saja tanaman mint tersebut sudah mengandung banyak sekali nikotin.

Nikotin yang ada di ruangan diserap oleh tanaman lewat daun juga akar tanaman. Butuh waktu lama bagi tanaman untuk mengeluarkan nikotin dari tubuhnya. Bahkan setelah 8 hari pun, kandungan nikotin masih tetap ada di dalam tanaman. 

Baca juga: Untuk Mengajari Anak Berkebun, Ini 6 Tanaman yang Mudah Tumbuh

Berbagai kerugian yang diderita tanaman

Ketika tanaman sudah mengonsumsi terlalu banyak nikotin, akan ada banyak kerugian yang diderita oleh tanaman.

Yang pertama, tanaman akan susah berfotosintetis. Ketika berfotosintesis, tanaman akan menyerap cahaya matahari melalui penampang daun-daunnya.

Nah ketika daun tanaman terlapisi nikotin, maka proses fotosintesis tak bisa berjalan maksimal.

Ketika daun terlapisi nikotin, tanaman tak bisa berfotosintesis sehingga lama-kelamaan akan mati.Unsplash/Sam Marx Ketika daun terlapisi nikotin, tanaman tak bisa berfotosintesis sehingga lama-kelamaan akan mati.
Dilansir dari Garden Guides, ketika tanaman susah berfotosintesis maka tanaman akan kelaparan karena tak mendapat nutrisi. Efeknya, tanaman akan mencari nutrisi dari tanah lewat akar-akarnya.

Padahal, karbon monoksida pada rokok sudah merusak akar sehingga akar tak bisa bekerja maksimal dan tak bisa mencari nutrisi dari dalam tanah.

Hal ini bisa membuat akar makin lemas dan tanaman makin layu. Perubahan warna pada daun pun pelan-pelan akan terjadi akibat dari tanaman yang kurang makan dan kelaparan.

Efek nikotin ini tak datang dalam jangka waktu pendek. Ketika tanaman tiba-tiba layu dan menolah berbunga, bisa jadi ia sudah terkontaminasi nikotin dalam jumlah yang terlalu banyak dan dalam waktu yang cukup lama.

Baca juga: 4 Penyebab Tanaman Hias Gagal Berbunga dan Beberapa Solusinya

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com