Saham dan obligasi perusahaan termasuk dalam indeks di seluruh Asia.
Baca juga: Update Corona 3 Oktober: 5 Negara Kasus Terbanyak | Malaysia Setujui Vaksin Sinovac Usia 12-17 Tahun
Pihak-pihak yang terkena dampaknya seperti bank, pemasok, pembeli rumah, dan investor, bahkan perusahaan memperingatkan masalah yang meningkat dapat menyebabkan risiko default yang lebih luas.
Industri perbankan akan menjadi salah satu yang pertama terkena dampak, jika ada efek menular pada sektor properti yang lebih luas di China.
Protes yang dilakukan pembeli rumah dan investor yang marah, pecah dalam beberapa hari terakhir di beberapa kota, dan kerusuhan sosial menjadi salah satu kekhawatiran.
Pada 27 September, sekitar 100 investor muncul di kantor Evergrande di Shenzhen, untuk menuntut pembayaran kembali pinjaman pada produk keuangan yang telah jatuh tempo.
Faktanya, sentimen sudah menyebar ke obligasi imbal hasil tinggi Asia.
Imbal hasil obligasi luar negeri Asia, yang didominasi oleh perusahaan properti, telah melonjak rata-rata 13 persen. Hal ini juga berarti investor luar negeri berada di pihak yang merugi.
Implikasi dari kegagalan Evergrande juga dapat bergema ke industri lain jika pemasok tidak dibayar.
Menurut S&P Global Ratings, Evergrande mungkin berusaha membujuk pemasok dan kontraktornya untuk menerima properti fisik sebagai pembayara, dalam upaya menghemat uang untuk pembayaran pinjaman.
Laporan pada Agustus, S&P memperkirakan bahwa selama 12 bulan ke depan, perusahaan akan mempunyai tagihan lebih dari 140 miliar yuan atau 37,16 miliar dollar AS dan hutang dagang dari kontraktor untuk diselesaikan, sekitar 100 miliar yuan dari jumlah tersebut akan jatuh tempo tahun ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.