Mendengar perkataan temannya itu, Sariamin hanya menunduk dan diam seribu bahasa.
"Saat itu Ibu hanya berdiam diri, tetapi sangat bahagia. Roman Ibu ternyata diterima baik. Mereka tidak mengetahui bahwa Selasih adalah nama samaran Ibu," demikian kata Sariamin alias Selasih kepada Harian Kompas tahun 1989 .
Memang, saat itu jumlah pengarah masih sangat sedikit, khususnya dari kalangan perempuan. Bahkan, Sariamin disebut menjadi novelis perempuan pertama Indonesia.
Usai pensiun, Sariamin banyak mengisi hari-harinya dengan menghafal Alquran dan menanam bunga.
Pada 1980-an, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef mengunjunginya. Joesoef mendorongnya untuk menulis lagi dan berjanji menerbitkannya.
Pada tahun 1981-1986, dari tangannya lahir 21 buku fiksi dan Kamus Minangkabau.
Sariamin tutup usia pada 15 Desember 1995 di Rumah Sakit Umum Pekanbaru, Riau, pada usia 86 tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.