Annytha mengatakan, daging bisa saja berasal dari proses pemotongan yang higienis dan terstandarisasi, bisa juga berasal dari proses yang sebaliknya.
"Bila pemotongan dilakukan secara tidak higienis, yang tidak berstandar, dan tidak menerapkan rantai dingin (maka sebaiknya dicuci). Namun apabila daging berasal di rumah potong hewan yang berstandar, menerapkan sistem GMP (Good Manufacturing Practice) yang sesuai, memang daging tidak perlu dicuci lagi," kata Annytha.
Masih terkait daging dan proses pencucian, ada yang menyebut proses pencucian daging dapat mengubah rasa atau juga tekstur dari daging tersebut setelah dimasak.
Misalnya, daging kambing ketika akan diolah, proses pencucian justru dikatakan hanya akan membuat rasa prengus khas kambing akan semakin terasa.
Annytha mengatakan, belum ada penjelasan secara ilmiah yang dapat membenarkan pernyataan tersebut.
"Terkait daging kambing, sampai saat ini belum ada penelitian ilmiah yang menyimpulkan bahwa mencuci daging bisa mengubah rasa. Menurut saya belum dapat dibuktikan, karena belum ada penelitian yang membuktikan bahwa air mengubah cita rasa daging," ujar Annytha.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.