Beberapa sahabat penulis beralih menjadi pengemudi online begitu mendapat keputusan PHK dari kantor. Tidak perlu persyaratan yang rumit, cukup mempunyai kendaraan, memiliki KTP dan tempat tinggal.
Di luar pekerjaan yang terkategori kritikal dan esensial, pandemi Covid juga merenggut nasib pekerja di sektor retail dan temporer.
Sudah banyak perusahaan skala menengah – apalagi kecil – yang memilih tutup operasional karena semakin merosotnya pendapatan sementara biaya operasional semakin besar.
Dari data Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), di tahun 2020 saja sudah ada 30 juta UMKM yang memilih tutup usaha.
Padahal sektor UMKM sangat besar serapan tenaga kerja di saat minimnya pembukaan lapangan kerja dan tingginya angkatan kerja baru.
Pandemi Covid yang terjadi di semua negara, melahirkan sikap solidaritas dan kolaborasi antar negara.
Skema GAVI-COVAX berupa hibah vaksin dari negara sahabat sangat besar manfaatnya untuk mempercepat upaya vaksinasi di tanah air.
Saat India dilanda Covid gelombang kedua, pemerintah Indonesia membantu peralatan medis dan oksigen ke India.
Demikian juga saat Indonesia dilanda amukan gelombang kedua, China, Singapore, AS, Uni Emirat Arab, Australia dan negara-negara lain juga ikut bahu membahu membantu Indonesia.
Di skala perorangan dan tingkat komunal, sejak awal pandemi telah timbul rasa kemanusiaan untuk membantu warga lain yang terdampak Covid.
Tanpa mendapat arahan dan instruksi dari pejabat, warga dengan caranya sendiri membantu dengan sporadis walau yang membantu sendiri juga mengalami kesulitan.
Jika rumah tangga di Malaysia mengibarkan bendera putih sebagai pertanda sangat membutuhkan pertolongan dari warga yang lain, masyarakat kita begitu peduli tanpa perlu ada lambaian bendera.
Gerakan sosial warga di Kediri, Jawa Timur, misalnya yang menempatkan tas plastik kresek berisikan sayur, telur, singkong, beras, mie instan di pagar depan rumah sebetulnya juga dilakukan di banyak daerah lainnya.
Mereka mendermakan rezeki dan berbagi ke sesama tanpa memandang latar belakang siapa yang mengambilnya. Cukup dengan tulisan yang terpampang di pagar: ambil seperlunya.
Gerakan cantelan sembako ini merupakan cara ala Indonesia yang mengadaptasi dari budaya masyarakat Jawa yang menyediakan air kendi di depan rumah di zaman dulu. Siapa saja yang sedang dahaga, silakan minum air dalam kendi tanah yang tersedia di pagar rumah.