Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Cantelan Sembako, Simbol Solidaritas Masyarakat Indonesia di Tengah Pandemi

Kompas.com - 19/07/2021, 14:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Beberapa sahabat penulis beralih menjadi pengemudi online begitu mendapat keputusan PHK dari kantor. Tidak perlu persyaratan yang rumit, cukup mempunyai kendaraan, memiliki KTP dan tempat tinggal.

Di luar pekerjaan yang terkategori kritikal dan esensial, pandemi Covid juga merenggut nasib pekerja di sektor retail dan temporer.

Sudah banyak perusahaan skala menengah – apalagi kecil – yang memilih tutup operasional karena semakin merosotnya pendapatan sementara biaya operasional semakin besar.

Dari data Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), di tahun 2020 saja sudah ada 30 juta UMKM yang memilih tutup usaha.

Padahal sektor UMKM sangat besar serapan tenaga kerja di saat minimnya pembukaan lapangan kerja dan tingginya angkatan kerja baru.

Bendera putih di Malaysia, cantelan sembako di Indonesia

Pandemi Covid yang terjadi di semua negara, melahirkan sikap solidaritas dan kolaborasi antar negara.

Skema GAVI-COVAX berupa hibah vaksin dari negara sahabat sangat besar manfaatnya untuk mempercepat upaya vaksinasi di tanah air.

Saat India dilanda Covid gelombang kedua, pemerintah Indonesia membantu peralatan medis dan oksigen ke India.

Demikian juga saat Indonesia dilanda amukan gelombang kedua, China, Singapore, AS, Uni Emirat Arab, Australia dan negara-negara lain juga ikut bahu membahu membantu Indonesia.

Di skala perorangan dan tingkat komunal, sejak awal pandemi telah timbul rasa kemanusiaan untuk membantu warga lain yang terdampak Covid.

Tanpa mendapat arahan dan instruksi dari pejabat, warga dengan caranya sendiri membantu dengan sporadis walau yang membantu sendiri juga mengalami kesulitan.

Jika rumah tangga di Malaysia mengibarkan bendera putih sebagai pertanda sangat membutuhkan pertolongan dari warga yang lain, masyarakat kita begitu peduli tanpa perlu ada lambaian bendera.

Gerakan sosial warga di Kediri, Jawa Timur, misalnya yang menempatkan tas plastik kresek berisikan sayur, telur, singkong, beras, mie instan di pagar depan rumah sebetulnya juga dilakukan di banyak daerah lainnya.

Mereka mendermakan rezeki dan berbagi ke sesama tanpa memandang latar belakang siapa yang mengambilnya. Cukup dengan tulisan yang terpampang di pagar: ambil seperlunya.

Gerakan cantelan sembako ini merupakan cara ala Indonesia yang mengadaptasi dari budaya masyarakat Jawa yang menyediakan air kendi di depan rumah di zaman dulu. Siapa saja yang sedang dahaga, silakan minum air dalam kendi tanah yang tersedia di pagar rumah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com