Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Dunia 11 Juni: Negara dengan Kasus Tertinggi | Kasus Baru Indonesia Tertinggi Sejak Februari

Kompas.com - 11/06/2021, 07:45 WIB
Mela Arnani,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Lonjakan kasus virus corona di dua pulau terpadat di Indonesia membuat para ahli kesehatan khawatir akan kemungkinan terburuk, dengan sedikit pembatasan pergerakan saat varian berbahaya mendorong rekor kematian di tempat lain di Asia Tenggara.

Melansir CNA, jumlah kasus telah meningkat tajam di Jawa dan Sumatera dalam waktu tiga minggu setelah libur Lebaran, saat mobilitas jutaan orang tinggi dan mengabaikan larangan perjalanan sementara.

Di Kudus, Jawa Tengah, kasus meroket 7.594 persen, di mana kapasitas rumah sakit telah mencapai 90 persen.

Ahli epidemiologi dari Universitas Andalas Defriman Djafri mengatakan, kematian di Sumatera Barat pada Mei menjadi yang paling banyak.

Sementara itu, kasus harian di Riau meningkat lebih dari dua kali lipat dari awal April menjadi lebih dari 800 pada pertengahan Mei, dengan tingkat positif mencapai 35,8 persen.

Baca juga: ODGJ Masuk Daftar Prioritas Vaksinasi Covid-19, Ini Penjelasannya...

Penyebab lonjakan

Lonjakan kasus dikaitkan dengan peningkatan mobilitas dan penyebaran varian virus corona.

Dampak dari variant of concern (VoC) sulit ditemukan di Indonesia, yang mempunyai kapasitas sekuensing genomik terbatas, kekurangan pengujian, dan penelusuran.

Upaya imunisasi lambat, dengan satu dari 18 orang yang ditargetkan untuk divaksinasi sepenuhnya sejauh ini.

Studi terbaru menunjukkan kasus bisa jauh lebih tinggi daripada hampir 1,9 juta infeksi yang diketahui.

Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman, mengatakan Indonesia harus lebih serius menangani varian COVID-19, terutama varian Delta, yang menurutnya masih dalam tahap awal penyebaran.

"Jika kita tidak mengubah strategi kita, kita akan menghadapi ledakan kasus di masyarakat, kematian akan meningkat," kata Dicky.

"Itu berarti cepat atau lambat akan mencapai yang lebih rentan. Kita akan menghadapi ledakan kasus yang tidak dapat kita tangani atau tanggapi di fasilitas kesehatan kita,” lanjut dia.

Baca juga: Daftar Lengkap Zona Merah Covid-19 di Wilayah Jawa dan Sumatera

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Sarkofagus Ramses II Ditemukan berkat Hieroglif dengan Lambang Nama Firaun

Tren
Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Tes Online Tahap 2 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

Tren
China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

China Hukum Mati Pejabat yang Terima Suap Rp 2,4 Triliun

Tren
Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Kandungan dan Kegunaan Susu Evaporasi, Kenali Pula Efek Sampingnya!

Tren
Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Pekerja Tidak Bayar Iuran Tapera Terancam Sanksi, Apa Saja?

Tren
Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Pedangdut Nayunda Minta ke Cucu SYL agar Dijadikan Tenaga Honorer Kementan, Total Gaji Rp 45 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com