Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kasus Covid-19 Melonjak di India, "Itu adalah Hari yang Menyayat Hati bagi Saya..."

Kompas.com - 20/04/2021, 19:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - India berada di bawah cengkeraman gelombang kedua Covid-19 yang mematikan.

Negara bagian terpadat di India, Uttar Pradesh, termasuk yang paling parah terkena dampak gelombang kedua di negara itu.

Kendati demikian, pihak berwenang bersikeras mengatakan bahwa situasinya terkendali.

Baca juga: Gejala Baru Covid-19 Saat Terjadi Gelombang Kedua di India, Apa Saja?

Seorang warga bernama Niranjan Pal Singh (58), meninggal dunia pada Jumat (16/4/2021), di ambulans saat dibawa dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain.

Mereka telah ditolak oleh empat rumah sakit karena kekurangan tempat tidur.

"Itu adalah hari yang menyayat hati bagi saya," kata anak Niranjan, Kanwal Jeet Singh, dikutip dari BBC, Selasa (20/4/2021).

"Saya yakin jika dia menerima perawatan tepat waktu, dia akan hidup. Tapi tidak ada yang membantu kami, polisi, otoritas kesehatan atau pemerintah," lanjut dia.

Dengan penduduk 240 juta orang, Uttar Pradesh adalah negara bagian terpadat di India.

Jika itu adalah negara yang terpisah, Uttar Pradesh mungkin akan menjadi negara terbesar kelima di dunia, tepat di belakang China, India, AS, dan Indonesia.

Ribuan infeksi baru dilaporkan setiap hari sehingga membuat infrastruktur kesehatan negara bagian itu menjadi sorotan.

Baca juga: Gelombang Kedua Corona di India: Rumah Sakit dan Krematorium Kewalahan

Di antara pasien yang terinfeksi adalah Kepala Menteri Yogi Adityanath, beberapa rekan kabinetnya, puluhan pejabat pemerintah, ratusan dokter, perawat, dan petugas kesehatan lainnya.

Video yang dibagikan oleh jurnalis lokal di Kanpur menunjukkan seorang pria sakit terbaring di tanah di tempat parkir rumah sakit Lala Lajpat Rai yang dikelola pemerintah.

Di lokasi yang sama, seorang pria tua duduk di bangku rumah sakit.

Keduanya dinyatakan positif Covid-19, tetapi rumah sakit tidak memiliki tempat tidur untuk menampung mereka.

Di luar rumah sakit Kanshiram yang dikelola pemerintah, seorang wanita muda menangis ketika dia mengatakan bahwa dua rumah sakit menolak untuk menerima ibunya yang sakit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com