Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kasus Covid-19 Melonjak di India, "Itu adalah Hari yang Menyayat Hati bagi Saya..."

Kompas.com - 20/04/2021, 19:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

"Mereka bilang mereka sudah kehabisan tempat tidur. Jika Anda tidak punya tempat tidur, taruh dia di lantai, tapi paling tidak beri dia perawatan. Ada banyak pasien seperti ibu saya," ungkap wanita itu.

"Kepala Menteri mengatakan ada tempat tidur yang cukup, tolong tunjukkan di mana mereka berada. Tolong perlakukan ibu saya," sambungnya.

Baca juga: Kasus Harian Covid-19 di India Tembus 260.000 Kasus, Apa Penyebabnya?

Situasi darurat

Situasi di ibu kota Uttar Pradesh, Lucknow, sama mengerikannya.

Seorang pasien bernama Sushil Kumar Srivastava terlihat duduk di dalam mobilnya dengan tabung oksigen, sementara keluarganya yang putus asa membawanya dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain.

Saat mereka menemukan tempat tidur untuknya, semuanya sudah terlambat.

Sementara itu, tulisan tangan seorang pensiunan hakim Ramesh Chandra meminta bantuan setelah pihak berwenang gagal membawa istrinya ke rumah sakit, viral di media sosial.

"Saya dan istri sama-sama positif virus corona. Sejak kemarin pagi, saya menelepon nomor telepon bantuan pemerintah setidaknya 50 kali, tetapi tidak ada yang datang untuk mengantarkan obat atau membawa kami ke rumah sakit," tulis dia.

"Karena kelambanan administrasi, istriku meninggal pagi ini," kata dia.

Kisah kematian dan keluarga yang hancur karena Covid-19 banyak tersebar ketika kasus infeksi terus bertambah pada Minggu (19/4/2021).

Negara bagian itu mencatat 30.596 kasus baru, rekor tertinggi yang pernah dilaporkan.

Para aktivis dan politisi oposisi menuduh negara membiarkan kasus dan jumlah kematiannya rendah dengan tidak banyak melakukan pengujian.

Media India juga mempertanyakan data pemerintah karena ketidaksesuaian antara jumlah resmi kematian dan mayat di krematorium di Lucknow dan Varanasi.

Baca juga: 3 Gejala Varian Baru Covid-19 Afrika Selatan dan Brasil yang Muncul di India

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com