KOMPAS.com - Hari ini 206 tahun yang lalu, Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) meletus hebat pada 10 April 1815.
Melansir Live Science, 12 Maret 2011, pada 1815, Gunung Tambora di Pulau Sumbawa meletus dengan kekuatan 1.000 megaton TNT.
Hal itu menjadikannya letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah. Ledakan itu melontarkan sekitar 140 miliar ton magma.
Tak hanya membunuh lebih dari 71.000 orang di pulau Sumbawa, tapi abu yang dilepaskannya menciptakan anomali iklim global.
Sebagian ahli menyebut angka 91.000 jiwa. Sebanyak 10.000 orang tewas secara langsung akibat letusan dan sisanya karena bencana kelaparan dan penyakit yang mendera.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Letusan Hebat Gunung Tambora yang Mengubah Dunia
Jumlah ini belum termasuk kematian yang terjadi di negara-negara lain, termasuk Eropa dan Amerika Serikat.
Mereka didera bencana kelaparan akibat abu vulkanis Tambora yang menyebabkan tahun tanpa musim panas di dua benua itu.
Jika kehancuran di sekitar Tambora disebabkan terpaan awan panas, kematian massal berskala global justru disebabkan pendinginan Bumi pasca-letusan.
Setahun kemudian, 1816, tidak terjadi musim panas. Salju turun di bulan Juni di Albany, New York.
Total penurunan suhu bumi saat itu mencapai 0,4 sampai 0,7 derajat celsius. Dampaknya adalah kegagalan panen global.
Sungai es terlihat pada bulan Juli di Pennsylvania. Ratusan ribu orang mati kelaparan di seluruh dunia.
Magnitudo letusan Tambora, berdasarkan Volcanic Explosivity Index (VEI), berada pada skala 7 dari 8, hanya kalah dari letusan Gunung Toba (Sumatera Utara), sekitar 74.000 tahun lalu, yang berada pada skala 8.
Material vulkanik yang mengalir ke lautan menyebabkan gelombang tsunami dengan ketinggian 4 meter.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Penaklukan Pertama Puncak Everest
Kronologi kejadian disarikan "Transactions of the Batavian Society" Vol VIII, 1816, dan dan "The Asiatic Journal" Vol II, Desember 1816, adalah sebagai berikut.
Sore hari tanggal 10, ledakan menjadi sangat keras, salah satu ledakan bahkan mengguncang kota, laksana tembakan meriam.