Dalam penggunaannya, ambergris banyak dicari untuk pengawet parfum yang berharga fantastis.
Saat keluar dari tubuh paus, ambergris memiliki bau busuk layaknya kotoran.
Akan tetapi lambat laun bau tersebut akan hilang dan berubah menjadi wangi dan warnanya akan berubah menjadi abu-abu.
Faktor matahari, udara dan air lautlah yang akhirnya membuat massa ambergris teroksidasi dan airnya akhirnya menguap.
Baca juga: Laut Kaspia, Mengapa Danau Terbesar di Dunia Ini Disebut sebagai Laut?
Ketika keluar dari tubuh paus, Ambergris pada akhirnya mengeras dan pecah menjadi potongan lebih kecil yang kemudian mengambang di laut sebelum akhirnya sampai ke bibir pantai.
Potongan ambergris yang sudah lapuk akibat terlalu lama di laut akan menguarkan aroma manis dan harum yang kerap disamakan dengan bau tembakau, pinus atau musk.
Kualitas dan nilai ambergris tergantung dari lamanya ia mengambang di laut dan akhirnya menua.
Sejumlah pertanyaan mengenai ambergris masih menjadi misteri untuk para ahli.
Di antaranya mengapa ambergris banyak ditemukan di belahan bumi selatan padahal paus sperma berenang ke seluruh lautan dunia? Atau kenapa ambergris hanya dikeluarkan paus sperma terutama yang jantan yang mengeluarkannya?
Baca juga: Fenomena Hujan Salju di Gurun Sahara, Keempat Kalinya Sepanjang Sejarah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.