Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Santri di Jember Menjadi Korban Vaksin Sinovac

Kompas.com - 17/01/2021, 16:29 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

Adapun pemberitaan tersebut berjudul "Alami Dehidrasi Usai Divaksin Difteri, 21 Santri Madinatul Ulum Jenggawah Masih Dirawat".

Baca juga: [HOAKS] Video Antrean Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet, Jakarta

Berikut isi pemberitaan tersebut:

"Jember (Antaranews Jatim) - Puluhan santri Madinatul Ulum di Desa Cangkring, Kabupaten Jember, Jawa Timur hingga Rabu pagi masih mendapat perawatan di klinik pesantren dan puskesmas Jenggawah karena mengalami dehidrasi setelah diimunisasi difteri dari petugas Dinas Kesehatan setempat.

"Alhamdulillah kondisi puluhan santri mulai membaik, namun sebanyak 21 santri masih dirawat di klinik pesantren dan satu orang di Puskesmas Jenggawah sudah diperbolehkan pulang," kata Pengasuh Pesanrten Madinatul Ulum di Desa Cangkring, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember.

Sebanyak 600 lebih santri di Ponpes Madinatul Ulum mendapatkan vaksin difteri pada Selasa (27/2) dan setelah seharian beraktivitas, sebanyak 73 santri mengalami dehidrasi, mengeluh pusing, mual dan lemas, sehingga dirawat di klinik pesantren dan puskesmas pada Selasa (27/2) malam.

"Imunisasi difteri tersebut sesuai dengan instruksi pemerintah dan ratusan santri diimunisasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jember dan yang mendapat imunisasi adalah ratusan santri tingkat SMP, sedangkan santri SMA akan menyusul karena masih ada ujian sekolah," tuturnya.

Menurutnya para santri sebagian tidak sarapan dulu sebelum disuntik vaksin difteri dan memang ada santri yang kondisinya kurang sehat, serta para santri bermain sepak bola setelah disuntik vaksin difteri, sehingga hal tersebut yang menyebabkan puluhan santri mengalami dehidrasi, mual, pusing, demam, dan lemas.

"Berdasarkan informasi dari petugas medis, seseorang yang akan diimunisasi difteri harus dalam kondisi sehat dan disarankan makan dulu, sehingga ketidaktahuan santri akan dampak vaksin difteri yang menyebabkan kejadian dehidrasi massal terjadi di pesantren," ujarnya.

Kendati demikian, lanjut dia, kegiatan Pesantren Madinatul Ulum pada Rabu pagi berjalan normal dan lancar karena sebagian siswa yang sehat mengikuti kegiatan belajar seperti biasanya dan santri yang sakit masih dirawat di klinik pesantren.

Sementara Kepala Puskesmas Jenggawah Nuri Usmawati mengatakan efek sampimg dari pasien yang diimunisasi difteri tersebut berbeda-beda dan tergantung dari fisiknya, namun seluruh santri kondisinya sudah membaik.

"Tidak semua santri mengalami dehidrasi karena imunisasi difteri, tapi ada juga yang badannya panas sebelum diimunisasi," tuturnya.

Menurutnya para santri yang mendapatkan penanganan medis tersebut mengeluhkan badannya demam dan ada yang disertai mual, serta pusing".

Kesimpulan

Dari penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang menyebut santri di Jember, Jawa Timur menjadi korban vaksin Sinovac adalah tidak benar alias hoaks.

Faktanya, video tersebut merupakan peristiwa ratusan santri yang mengalami gangguan kesehatan usai disuntik vaksin difteri pada Februari 2018 silam.

Baca juga: [HOAKS] Penerima Vaksin Covid-19 Perdana dari Pfizer Meninggal Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com