"Ini sangat sulit. Bisa dibayangkan. Anda berada di dalam ruangan di mana orang-orang masuk dengan 'baju astronot' dan Anda tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain, hanya melalui telepon jika Anda beruntung. Maksud saya itu sangat sulit, dan ketika Anda sudah berusia lanjut hal itu semakin sulit karena Anda merasa sendirian. Anda merasa terisolasi," kata Varon.
Baca juga: UPDATE: Bertambah 6.725, Kasus Covid-19 di Indonesia Mencapai 636.154
Varon mengatakan, akhirnya kakek itu merasa lebih baik dan berhenti menangis. Hal seperti itu, menurutnya, bukan baru kali itu saja terjadi.
"Saya datang ke kamar mereka dan mengobrol dengan mereka, karena mereka benar-benar membutuhkan seseorang untuk membantu mereka. Staf saya sangat sabar melakukan ini, tetapi kami memiliki begitu banyak pasien," kata Varon.
Jumlah pasien yang terlampau banyak, membuat Varon dan staf-stafnya tidak selalu bisa membantu dan meringankan beban mereka yang tengah dirawat.
"Beberapa dari mereka menangis, beberapa mencoba melarikan diri. Kami benar-benar mendapati seseorang mencoba melarikan diri melalui jendela beberapa hari yang lalu," ujar dia.
Varon menyebut, kakek yang berada dalam foto itu kemungkinan akan segera bertemu dengan istrinya.
Dia mengatakan, kondisi kakek itu semakin membaik, dan ia bersama staf berharap kakek itu bisa segera diperbolehkan pulang.
Namun di sisi lain, kepulangan kakek itu bukan berarti beban Varon dan staf lainnya berkurang. Perjuangan para tenaga kesehatan masih terus berlanjut.
Baca juga: Update Corona di Dunia 16 Desember: 73 Juta Infeksi | 5.000 Perawat di India Mogok Kerja
Varon mengatakan, rumah sakitnya telah membuka bangsal baru untuk mempersiapkan kedatangan pasien yang diperkirakan akan melonjak setelah Hari Thanksgiving.
"Saya tidak tahu apa yang membuat saya terus bertahan. Saya tidak tahu bagaimana saya belum merasa putus asa," kata Varon.
"Perawat saya sudah tidak sanggup lagi. Perawat saya menangis di tengah hari karena mereka sangat sedih, terkadang karena situasi seperti kakek itu. Melihat pasien yang menangis karena ingin melihat keluarganya," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.