Akan tetapi, peringatan tersebut tidak ditanggapi dengan persiapan yang memadai.
Letnan Jenderal Walter C. Short yang bertugas untuk berkoordinasi dengan Pearl Harbor pun memperingatkan kemungkinan terjadinya sabotase dan mengoperasikan lima set radar untuk mengantisipasi bahaya.
Namun, pihak intelijen kurang memperluas aktivitas pengintaiannya, sehingga mereka tidak mencurigai kemungkinan serangan.
Pada 7 Desember 1941, tepatnya pada Minggu pagi, empat jam sebelum serangan, kapal selam Jepang terlihat oleh kapal penyapu ranjau USS Condor.
Dua setengah jam kemudian, komandan kapal perusak USS Ward mengirimkan pesan yang menginformasikan telah terjadi serangan dan penembakan dari kapal.
Setelah menyerang Pearl Harbor, Jepang melakukan ekspansi pada awal tahun 1942 ke Myanmar, Malaysia, Singapura, Indonesia, dan Filipina untuk mendapatkan sumber daya alam seperti minyak dan karet.
Jepang yang bermaksud mendesak AS untuk menghentikan embargo dan tetap dapat melakukan ekspansi ke wilayah lain, justru harus berhadapan dengan musuh terbesarnya, AS.
Keterlibatan AS dalam Perang Dunia II berujung pada peristiwa dijatuhkannya bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Hilangnya 5 Pesawat Bomber Torpedo AS di Segitiga Bermuda
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.