Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Jepang Mengebom Pearl Harbor

Kompas.com - 07/12/2020, 10:01 WIB
Tita Meydhalifah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 79 tahun lalu, tepatnya 7 Desember 1941, pasukan Jepang dengan ratusan pesawat tempurnya menyerang Pearl Harbor, pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di dekat Honolulu, Hawaii.

Mengutip History, serangan tersebut mengakibatkan kerusakan hampir 20 kapal angkatan laut AS, 8 kapal perang, dan lebih dari 300 pesawat terbang.

Akibat peristiwa ini, lebih dari 2.400 warga sipil dan warga negara AS meninggal dunia dan 1.000 orang lainnya cedera.

Sehari setelah serangan Pearl Harbor, Presiden AS saat itu, Franklin D. Roosevelt, meminta kongres untuk menyatakan perang terhadap Jepang dan ikut terlibat dalam Perang Dunia II

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Diluncurkan di Eropa, Bagaimana Sejarah Xbox?

Sebelum serangan Pearl Harbor

Memasuki abad ke-2, Jepang melakukan ekspansi secara agresif dengan melawan China pada 1894-1895 dan Perang Rusia-Jepang pada 1904-1905.

Selama Great Depression pada 1930-an, Jepang berusaha menyelesaikan persoalan ekonominya dengan melakukan invasi ke Manchuria pada 1931.

Bahkan, Jepang melakukan perang dengan China pada 1937 hingga mengakibatkan Pembantaian Nanking.  

Melihat sikap Jepang yang begitu agresif, AS melakukan embargo terhadap Jepang. Menurut AS, tanpa adanya aliran uang dan barang, khususnya minyak, Jepang akan kesulitan melakukan ekspansi ke wilayah lain.

Namun, perkiraan AS meleset. Jepang justru bertekad untuk bertahan. Negosiasi antara Jepang dengan AS masih terus berlanjut meskipun tidak menemukan titik temu dan berpotensi memicu perang.

Intelijen AS menduga, jika Jepang melakukan serangan, dapat diperkirakan akan terjadi di Hindia Belanda, Singapura atau Indocina, sehingga Pearl Harbor yang letaknya 4.000 mil dari Jepang pun tak dijaga secara ketat oleh pasukan AS.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Proklamasi Republik Demokratik Timor-Leste

Laksamana Yamamoto Isoroku merencanakan serangan untuk menghancurkan kekuatan AS di Pasifik.

Dengan demikian, Jepang dapat dengan leluasa melakukan ekspansi di seluruh Pasifik Selatan.

Pearl Harbor menjadi sasaran bagi Jepang karena tidak dijaga ketat oleh AS.

Melansir Britannica, sebenarnya Armada Pasifik AS telah ditempatkan di Pearl Harbor sejak April 1940.

Ketika ketegangan memuncak, Laksamana E. Kimmel  diperingatkan mengenai kemungkinan terjadinya perang.

Akan tetapi, peringatan tersebut tidak ditanggapi dengan persiapan yang memadai. 

Letnan Jenderal Walter C. Short yang bertugas untuk berkoordinasi dengan Pearl Harbor pun memperingatkan kemungkinan terjadinya sabotase dan mengoperasikan lima set radar untuk mengantisipasi bahaya.

Namun, pihak intelijen kurang memperluas aktivitas pengintaiannya, sehingga mereka tidak mencurigai kemungkinan serangan.

Pengeboman 7 Desember 1941

Pada 7 Desember 1941, tepatnya pada Minggu pagi, empat jam sebelum serangan, kapal selam Jepang terlihat oleh kapal penyapu ranjau USS Condor.

Dua setengah jam kemudian, komandan kapal perusak USS Ward mengirimkan pesan yang menginformasikan telah terjadi serangan dan penembakan dari kapal. 

Setelah menyerang Pearl Harbor, Jepang melakukan ekspansi pada awal tahun 1942 ke Myanmar, Malaysia, Singapura, Indonesia, dan Filipina untuk mendapatkan sumber daya alam seperti minyak dan karet.

Jepang yang bermaksud mendesak AS untuk menghentikan embargo dan tetap dapat melakukan ekspansi ke wilayah lain, justru harus berhadapan dengan musuh terbesarnya, AS.

Keterlibatan AS dalam Perang Dunia II berujung pada peristiwa dijatuhkannya bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Hilangnya 5 Pesawat Bomber Torpedo AS di Segitiga Bermuda

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com