Karena salah mendengar, petugas menara menginstruksikan pilot untuk pesawat mendarat. Pilot kemudian mengurangi ketinggiannya dan terkejut karena rupanya instruksi itu salah.
Ia berusaha menaikkan kembali ketinggiannya, namun tak berhasil yang kemudian mengakibatkan pesawat menabrak. Meski demikian, tak diketahui dengan pasti kebenaran mengenai informasi tersebut.
Laporan-laporan resmi menyebut pesawat terbang terlalu rendah dari tinggi minimum yang seharusnya 10.200 kaki.
Sedangkan, puncak kelima dari Seven Virgin yang ditabrak pesawat memiliki ketinggian sekitar 4.600 kaki.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Jembatan Kartanegara, 23 Orang Tewas dan 13 Lainnya Hilang
Salah satu korban dalam kecelakaan pesawat tersebut rupanya adalah cucu Sultan Banjarmasin, Ny Kamariyah Syarifudin. Ia adalah cucu Sultan Banjarmasin, Pangeran Suryanzah.
Ibunya Gusti Ratna, yang tinggal di Surabaya mengatakan, sebelum keberangkatan putrinya, sudah ada sejumlah firasat.
Kamariyah sebelum berangkat menyerahkan sekotak perhiasan kepada ibunya dan berpesan, seandainya ia tiada maka perhiasan itu agar dipakai sang ibu.
Gusti Ratna juga mengatakan sebelum putrinya pergi, sempat bercerita anaknya sempat bermimpi naik sepeda bersama anak dan suaminya yang sudah meninggal di kaki sebuah gunung.
Suami anaknya itu dalam mimpi kemudian meminta Kamariyah meninggalkan anaknya dan ikut bersamanya.
Sebelum terbang, Kamariyah juga sempat mengirimkan surat kepada ibunya dan menceritakan kondisi asrama haji tempatnya menginap memiliki sarana dan pelayanan yang memuaskan.
Tak disangka surat tersebut adalah surat terakhir kalinya yang dituliskan almarhumah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.