Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: 182 Jemaah Haji Indonesia Tewas pada Kecelakaan Pesawat di Sri Lanka

Kompas.com - 04/12/2020, 08:32 WIB
Nur Rohmi Aida,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

Adapun, sembilan awak adalah 2 dari mahasiswi tingkat IV Fakultas Syariah (Hukum) IAIN Surabaya dan mahasiswa IAIN Ujungpandang. Sedangkan, 7 awak lainnya adalah warga Belanda.

Tebing yang ditabrak pesawat tersebut dikenal dengan sebutan Tujuh Perawan atau Seven Virgins. Warga Srilanka menyebutnya dengan Anjimalai.

Di daerah tersebut terdapat satu puncak yang dikenal warga dunia sebagai Adam’s Peak atau Sri Pada.

Puncak tersebut diyakini oleh banyak pemeluk agama di Asia Selatan dan sebagian Timur Tengah sebagai sebuah tempat suci.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kecelakaan Pesawat Tragis Satu Tim Sepak Bola

Sebagian Muslim dan Kristen mempercayai lokasi tersebut sebagai tempat Nabi Adam pertama kali menjejakkan kaki di bumi.

Adapun, pemeluk Budha meyakini telapak kaki yang ada di Gunung itu adalah milik Sidharta Budha Gautama. Sementara, umat Hindu mempercayainya sebagai jejak Dewa Siwa.

Daerah berbukit-bukit di Maskeliya dikenal sebagai daerah yang memiliki panorama indah.

Usai kecelakaan yang terjadi, beberapa minggu kemudian usai investigasi rampung pemerintah membangun sebuah monumen sekitar 400 meter dari tebing di mana kecelakaan terjadi.

Monumen itu sekaligus menjadi perkuburan massal para jemaah mengingat kondisi jenazah tak memungkinkan untuk di bawa pulang ke Indonesia.

Hanya ada sebagian jenazah potongan jenazah yang kemudian dipulangkan dan dikubur dalam perkuburan massal di halaman Masjid Ampel, Surabaya.

Dubes Djafar Husein mengatakan, para anak cucu jemaah haji yang meninggal mungkin rutin menziarahi Ampel.

Baca juga: [HOAKS] 100 Anggota TNI Alami Kecelakaan Pesawat Hercules di Papua

 

Namun menurutnya, sebagaimana dikutip dari Antara pada 20 Agustus 2010, tidak ada yang mengunjungi perkubran massal nenek moyang mereka di Maskeliya Srilanka.

“Selama ini memang hanya pihak Kedubes yang sering ke Maskeliya,” ujar Djafar saat itu.

Penyebab kecelakaan

Terdapat sejumlah faktor yang disebut sebagai kecelakaan pesawatHarian Kompas, 7 Desember 1974, menyebutkan surat kabar yang terbit di Kolombo menyebut jatuhnya korban diakibatkan petugas menara salah mendengar laporan pilot pesawat.

Dalam kontaknya terakhir, pilot menyebut jarak pesawat dengan lapangan terbang adalah fourty (40) miles. Sedangkan, petugas menara salah mendengar sebagai fourteen (14) miles.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com