Adapun, sembilan awak adalah 2 dari mahasiswi tingkat IV Fakultas Syariah (Hukum) IAIN Surabaya dan mahasiswa IAIN Ujungpandang. Sedangkan, 7 awak lainnya adalah warga Belanda.
Tebing yang ditabrak pesawat tersebut dikenal dengan sebutan Tujuh Perawan atau Seven Virgins. Warga Srilanka menyebutnya dengan Anjimalai.
Di daerah tersebut terdapat satu puncak yang dikenal warga dunia sebagai Adam’s Peak atau Sri Pada.
Puncak tersebut diyakini oleh banyak pemeluk agama di Asia Selatan dan sebagian Timur Tengah sebagai sebuah tempat suci.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kecelakaan Pesawat Tragis Satu Tim Sepak Bola
Sebagian Muslim dan Kristen mempercayai lokasi tersebut sebagai tempat Nabi Adam pertama kali menjejakkan kaki di bumi.
Adapun, pemeluk Budha meyakini telapak kaki yang ada di Gunung itu adalah milik Sidharta Budha Gautama. Sementara, umat Hindu mempercayainya sebagai jejak Dewa Siwa.
Daerah berbukit-bukit di Maskeliya dikenal sebagai daerah yang memiliki panorama indah.
Usai kecelakaan yang terjadi, beberapa minggu kemudian usai investigasi rampung pemerintah membangun sebuah monumen sekitar 400 meter dari tebing di mana kecelakaan terjadi.
Monumen itu sekaligus menjadi perkuburan massal para jemaah mengingat kondisi jenazah tak memungkinkan untuk di bawa pulang ke Indonesia.
Hanya ada sebagian jenazah potongan jenazah yang kemudian dipulangkan dan dikubur dalam perkuburan massal di halaman Masjid Ampel, Surabaya.
Dubes Djafar Husein mengatakan, para anak cucu jemaah haji yang meninggal mungkin rutin menziarahi Ampel.
Baca juga: [HOAKS] 100 Anggota TNI Alami Kecelakaan Pesawat Hercules di Papua
Namun menurutnya, sebagaimana dikutip dari Antara pada 20 Agustus 2010, tidak ada yang mengunjungi perkubran massal nenek moyang mereka di Maskeliya Srilanka.
“Selama ini memang hanya pihak Kedubes yang sering ke Maskeliya,” ujar Djafar saat itu.
Terdapat sejumlah faktor yang disebut sebagai kecelakaan pesawat. Harian Kompas, 7 Desember 1974, menyebutkan surat kabar yang terbit di Kolombo menyebut jatuhnya korban diakibatkan petugas menara salah mendengar laporan pilot pesawat.
Dalam kontaknya terakhir, pilot menyebut jarak pesawat dengan lapangan terbang adalah fourty (40) miles. Sedangkan, petugas menara salah mendengar sebagai fourteen (14) miles.