Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Dunia 30 November: 63 Juta Kasus | Covid-19 di AS Diprediksi Memburuk

Kompas.com - 30/11/2020, 08:32 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Grafik kasus virus corona secara global masih terus mengalami peningkatan.

Hingga Senin (30/11/2020) pagi, berdasarkan data Worldometers, total kasus infeksi virus corona di seluruh dunia telah mencapai 63.043.588 kasus.

Dari jumlah itu, sebanyak 1.464.721 orang meninggal dunia, dan 43.525.291 dinyatakan sembuh.

Amerika Serikat masih menjadi negara dengan angka kasus tertinggi sampai saat ini.

Berikut ini 10 negara dengan jumlah kasus infeksi virus corona terbanyak di dunia:

  1. Amerika Serikat: 13.738.994 kasus, 273.032 orang meninggal dunia, dan 8.099.458 orang sembuh
  2. India: 9.432.039 kasus, 137.177 orang meninggal dunia, dan 8.846.187 orang sembuh
  3. Brasil: 6.314.740 kasus, 172.833 orang meninggal dunia, dan 5.578.118 orang sembuh
  4. Rusia: 2.269.316 kasus, 39.527 orang meninggal dunia, dan 1.761.457 orang sembuh
  5. Perancis: 2.218.483 kasus, 52.325 orang meninggal dunia, dan 161.427 orang sembuh
  6. Spanyol: 1.646.192 kasus, dan 44.668 orang meninggal dunia
  7. Inggris: 1.617.327 kasus, dan 58.245 orang meninggal dunia
  8. Italia: 1.585.178 kasus, 54.904 orang meninggal dunia, dan 734.503 orang sembuh
  9. Argentina: 1.418.807 kasus, 38.473 orang meninggal dunia, dan 1.249.843 orang sembuh
  10. Kolombia: 1.308.376 kasus, 36.584 orang meninggal dunia, dan 1.204.452 orang sembuh.

Baca juga: Di Jepang, Kasus Bunuh Diri Lebih Tinggi dari Kematian karena Covid-19

Berikut ini beberapa perkembangan terkait pandemi virus corona di sejumlah negara, dilansir dari CNN danThe Guardian, Minggu (29/11/2020):

Amerika Serikat

Dilansir dari CNN, Ahli Bedah Umum Amerika Serikat, Dr. Jerome Adams mengatakan, kasus virus corona yang memerlukan rawat inap diperkirakan akan terus meningkat.

"Saya ingin jujur kepada warga Amerika, masalah ini akan menjadi lebih buruk dalam beberapa pekan ke depan," kata Adams dalam wawancara dengan FOX News, Minggu (29/11/2020).

"Tindakan yang kita ambil dalam beberapa hari ke depan akan menentukan seberapa buruk keadaan ini atau seberapa jauh kita bisa meratakan kurva penularan," kata Adams.

Adams mengimbau warga AS untuk terus memakai masker, dan terus mempraktikkan protokol kesehatan, untuk melindungi kelompok masyarakat yang paling rentan.

"Tinggal beberapa minggu lagi, sebelum kita memulai vaksinasi untuk mereka yang rentan, dan kita dapat secara signifikan melindungi orang-orang yang berisiko terhadap virus ini," kata Adams.

"Jadi, bersabarlah sebentar lagi. Tolong pahami bahwa bukti-bukti ilmiah yang ada sangat mendukung pemakaian masker," ujar dia.

Baca juga: Black Friday dan Pandemi Virus Corona di Amerika Serikat

Turki

Selama enam hari berturut-turut, Turki terus melaporkan angka tertinggi baru untuk kasus kematian harian akibat Covid-19.

Kementerian Kesehatan Turki menyebutkan, pada Sabtu (28/11/2020), Turki kembali mencatatkan angka kematian harian tertinggi, setelah adanya 182 kematian terkait virus corona dalam kurun waktu 24 jam.

Sejauh ini, Kementerian Kesehatan mencatat total korban meninggal akibat virus corona di negara itu telah mencapai 13.373 orang.

Turki juga mencatat angka tertinggi baru untuk jumlah kasus harian, dengan 30.103 infeksi dilaporkan pada hari yang sama. 

Sementara itu, jumlah pasien dalam kondisi kritis di Turki saat ini mencapai 4.903 orang.

Baca juga: Hagia Sophia Kembali Jadi Masjid, Masyarakat Turki Sambut Azan Pertama  

Irak

Dilansir dari The Guardian, untuk pertama kalinya sejak akhir Februari, anak-anak di Irak akhirnya mulai kembali ke sekolah. 

Sekolah akan beroperasi selama enam hari dalam sepekan, namun siswa tidak akan masuk ke sekolah setiap hari.

Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga jarak sosial di ruang kelas.

Murid sekolah dasar akan menghadiri kelas satu hari dalam sepekan, sedangkan siswa sekolah menengah akan masuk dua kali seminggu.

Pembelajaran jarak jauh akan diberlakukan pada sisa hari berikutnya, ketika siswa tidak datang ke sekolah.

Lebanon

Lebanon perlahan-lahan akan mulai melonggarkan langkah-langkah pembatasan sosial yang diberlakukan selama dua minggu.

Pelonggaran akan dimulai pada Senin (30/11/2020), dengan harapan dapat meningkatkan ekonomi negara menjelang Natal.

Plt. Menteri Kesehatan Hamad Hassan mengatakan, restoran akan dibuka kembali dengan kapasitas 50 persen, tetapi bar dan klub malam akan tetap tutup.

Pesta pernikahan masih akan dilarang, sementara jam malam akan diberlakukan mulai dari pukul 11 malam. Sebelumnya, jam malam berlaku sejak pukul 5 sore.

Hassan menambahkan, sekolah juga akan dibuka kembali, namun beberapa kelas masih akan diadakan secara online.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com