Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Zaman Kegelapan, Benarkah Benar-benar Gelap?

Kompas.com - 29/11/2020, 19:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

AKIBAT terpengaruh apa yang ditulis oleh para sejarawan tentang tragedi Perang Salib, angkara murka praktek inkuisi menghukum mati mereka yang dianggap kafir, malapetaka wabah penyakit menular maut-hitam, sepak-terjang represif-dogmatis para penguasa gereja, penindasan rakyat miskin oleh kaum bangsawan serta aneka serba “gelap” lain-lainnya, maka saya sempat tertular kebiasaan menyebut rentang-waktu seribu tahun pada masa abad VI sampai dengan XVI sebagai Dark Ages alias Zaman Kegelapan.

Tabayyun

Namun setelah tabayyun lebih cermat menyimak apa yang ditulis oleh para sejarawan tentang zaman ke akhirnya saya memperoleh kesan bahwa apa yang terjadi pada masa Dark Ages sebenarnya tidak terlalu dark-dark amat.

Masih ada bahkan banyak peristiwa yang tidak terlalu gelap-gelap amat. Misalnya, upaya mengembangkan sistem angka Romawi demi mengekspresikan multiplying berdasar gerak bintang yang sampai masa kini masih merupakan landasan astronomi;

Membuat sistem mekanikal mesin informasi waktu dalam bentuk jam dengan duabelas angka yang sampai masa kini masih kita gunakan;

Mendirikan lembaga perguruan tinggi yang disebut sebagai universitas yang sampai masa kini masih kita gunakan;

Menemukan kaca mata yang sampai masa kini masih kita termasuk saya gunakan demi membantu fungsi daya-lihat;

Eksperimen al-kimiawi sebagai landasan bio-kimia termutakhir;

Numerologi yang semula digunakan untuk meramal nasib manusia kemudian berkembang menjadi teori angka mau pun angkamologi yang sedang saya kembangkan di masa kini.

Pemikiran-pemikiran astronomis yang terus-menerus melalui proses kelirumologis berkembang menjadi beraneka ragam sains mulai dari astrofisika sampai ke kosmologi.

Proses trial and error upaya manusia melawan angkara murka wabah penyakit menular pada zaman kegelapan merupakan landasan perjuangan umat manusia melawan penyakit menular yang terus berkelanjutan terjadi sampai ke ilmu biomolekular pada masa pagebluk Corona pada awal abad XXI.

Proses

Pada hakikatnya peradaban merupakan proses (yang belum berhenti) pengembangan peradaban masa lalu termasuk peradaban yang disebut Dark Ages yang terkesan kurang beradab.

Maka saya setuju kesepakatan para antropolog mau pun para ilmuwan peradaban untuk menghindari istilah primitif. Sebab, apa yang dianggap tidak primitif pada masa kini jelas akan menjadi primitif di masa depan.

Lihat saja telepon selular yang dianggap modern pada tahun 2000 terbukti pada tahun 2020 sudah disebut sebagai sesuatu benda primitif yang masih menggunakan teknologi primitif.

Bisa saja saya menertawakan sikap dan perilaku seorang insan Aborijin dari pedalaman Australia yang terkagum-kagum ketika melihat lift di Jakarta.

Sebaliknya, saya bukan hanya terkagum-kagum namun bahkan mati total akibat tidak berdaya apa pun apabila dilepas ke pedalaman Australia yang penuh marabahaya buaya siap menelan saya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com