Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Vaksin Covid-19 dengan Teknologi mRNA Belum Pernah Diuji dan Merusak DNA

Kompas.com - 21/11/2020, 16:30 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

klarifikasi

klarifikasi!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.

KOMPAS.com - Beredar peringatan di media sosial untuk waspada karena vaksin Covid-19 menggunakan teknologi mRNA yang belum pernah diuji dan dapat merusak DNA.

Peringatan itu juga menyebut sebanyak 75 persen relawan uji coba vaksin pernah mengalami efek samping.

Dua klaim itu perlu diluruskan.

Faktanya, sejumlah produsen vaksin Covid-19, seperti Pfizer dan Moderna, memang menggunakan teknologi mRNA yang belum pernah diuji. Namun, sejumlah ahli menegaskan vaksin mRNA tidak mengubah atau merusak DNA manusia.

Selain itu, sebagian relawan uji coba vaksin Pfizer dan Moderna mengalami efek samping dalam tingkat ringan hingga sedang, seperti pusing dan demam. Efek samping itu disebut biasa terjadi pada proses vaksinasi.

Narasi yang Beredar

Akun Facebook Art Hansen pada 10 November 2020 menuliskan status berisi peringatan bahwa vaksin Pfizer memakai teknologi mRNA yang belum pernah diuji atau disetujui sebelumnya.

Vaksin dengan teknologi tersebut dapat merusak DNA manusia. Dia juga menulis bahwa sebanyak 75 persen relawan uji coba vaksin mengalami efek samping.

Berikut isi lengkap statusnya:

"Reminder: the Pfizer vaccine uses mRNA technology which has never been tested or approved before.
It tampers with your DNA.
75% of vaccine trial volunteers have experienced side effects.
Beware."

Dialihkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai berikut:

"Pengingat: vaksin Pfizer menggunakan teknologi mRNA yang belum pernah diuji atau disetujui sebelumnya.
Itu merusak DNA Anda.
75% relawan uji coba vaksin pernah mengalami efek samping.
Waspada."

Status Facebook keliru bahwa vaksin mRNA untuk Covid-19 dapat mengubah DNA.Facebook Status Facebook keliru bahwa vaksin mRNA untuk Covid-19 dapat mengubah DNA.

Narasi itu juga disampaikan akun Facebook Robert F Hyde lewat unggahan tangkapan layar. Narasi serupa juga diedarkan dua akun Facebook yang ada di tautan ini dan ini.

Penjelasan

Baru-barun ini, Pfizer mengumumkan tingkat keberhasilan vaksin Covid-19 hasil kolaborasinya dengan BioNTech mencapai 95 persen. Sementara, Moderna Inc mengumumkan vaksin buatannya punya efektivitas hingga 94,5 persen.

Vaksin Pfizer dan Moderna sama-sama menggunakan teknologi messenger RNA (mRNA).

Johns Hopkins University & Medicine menulis bahwa vaksin mRNA lebih mudah dikembangkan dan diproduksi dibandingkan dengan jenis vaksin lain karena tidak memerlukan pembiakan virus di dalam sel.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com