Sebab dalam pertemuan yang berlangsung selama 35 menit di Downing Street itu, Johnson sempat berdiri bersebelahan dengan Anderson.
Tidak sekadar berdiri, keduanya ada dalam jarak kurang dari 2 meter sebagaimana disarankan untuk terhindar dari potensi transmisi virus. Bahkan tidak ada satu pun dari mereka yang menggunakan masker.
Juru bicara sang PM menyebut meski keduanya bersebelahan, namun antara Johnson dan Anderson tidak terjadi tatap muka.
Baca juga: PM Inggris Boris Johnson Kembali Jalani Isolasi Covid-19, Bagaimana Kondisinya?
Korea Selatan, tengah menghadapi peningkatan kasus infeksi Covid-19. Jumlah infeksi harian yang terkonfirmasi selalu lebih dari 200 kasus dalam 4 hari terakhir.
Sementara dalam 10 hari terakhir jumlahnya selalu dalam 3 digit. Hal itu disebabkan adanya klaster infeksi yang terus berlanjut dan belum berhasil dihentikan sepenuhnya.
Melansir Korea Herald (17/11/2020), dari 230 kasus yang terdeteksi pada Senin (16/11/2020), sebanyak 203 di antaranya adalah infeksi lokal.
Agar penyebaran tak semakin meluas, penerapan kebijakan jaga jarak yang semula ada di level 1, kini dinaikkan satu tingkat menjadi level 1,5.
Dalam praktiknya, bar, klub, dan konser dalam ruangan harus menjaga jarak tertentu dan menyiapkan partisi atau sekat-sekat pelindung.
Acara yang melibatkan banyak orang dibatasi maksimal 100 orang yang semuanya dilarang menyanyi dan makan selama acara. Gedung olahraga dan gereja pun dibatasi hanya boleh diisi oleh 30 persen kuota.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Korea Selatan Denda Warganya yang Tak Pakai Masker
Korea Selatan memiliki 5 level jaga jarak sosial, disesuaikan dengan tingkat keparahan yang terjadi, mulai dari level 1; 1,5; 2; 2,5; dan 3.
Meski menjadi negara dengan kasus infeksi tertinggi di dunia, ternyata masih ada saja warga Amerika Serikat yang tidak percaya dengan Covid-19 dan pandemi yang saat ini tengah berlangsung.
Misalnya datang dari pasien Covid-19 yang ada di South Dakota, sebagaimana diberitakan The Washington Post (17/11/2020).
Salah satu perawat yang bertugas di bagian Gawat Darurat, Jodi Doering menyebutkan banyak pasien yang masih tidak percaya dengan Covid-19 hingga akhirnya mereka meninggal dengan ketidakpercayaan itu.
Doering menceritakan ada beberapa pasien yang sebelum meninggal dunia, kata-kata terakhirnya adalah "ini tidak mungkin terjadi, itu (Covid-19) tidak nyata."
Saat ini, Doering memiliki 19 pasien Covid-19 yang membutuhkan 100 persen bantuan oksigen. Namun mereka masih bersikukuh tidak menderita penyakit yang membunuh hampir seperempat juta penduduk AS itu.
Banyak dari mereka yang lebih suka mempercayai dirinya menderita pneumonia atau penyakit lain yang bukan Covid-19.
Baca juga: 65 Staf di Markas Besar WHO Dilaporkan Terinfeksi Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.