Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Potensi Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Pilpres AS Berlangsung

Kompas.com - 04/11/2020, 15:17 WIB
Retia Kartika Dewi,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pekan ini, Amerika Serikat (AS) menyelenggarakan rangkaian pemilihan presiden. Dua kandidat, Joe Biden dan Donald Trump, bertarung memperebutkan kursi presiden AS.

Sejumlah warga AS pun pergi ke tempat pemungutan suara pada Selasa (3/11/2020) waktu setempat, meski saat ini masih dalam masa pandemi virus corona.

Kekhawatiran adanya lonjakan kasus infeksi Covid-19 di AS pun muncul. Apalagi, berdasarkan data Worldometers pada Rabu (4/11/2020), AS menjadi wilayah dengan kasus virus corona tertinggi dengan 9.693.632 kasus.

Dilansir AP, Rabu (4/11/2020), lonjakan kasus harian paling menonjol di AS berada di daerah Midwest dan Southwest.

Sementara, wilayah Missouri, Oklohama, Lowa, Indiana, Nebraska, North Dakota, dan New Mexico melaporkan adanya peningkatan pasien rawat inap akibat Covid-19 pada minggu ini.

Rumah sakit terbesar di Nebraska bahkan memutuskan membatasi operasi elektif dan mencari perawat dari negeri bagian lain untuk mengatasi lonjakan tersebut.

Baca juga: Apakah Cuaca Pengaruhi Persebaran Virus Corona di Luar Ruangan?

Di sisi lain, pejabat rumah sakit di Lowa dan Missouri memperingatkan kapasitas tempat tidur yang berangsur terbatas persediaannya.

Pandemi ini membuat warga AS memanfaatkan sejumlah cara untuk menyalurkan suaranya, yakni melalui surat hingga membuat antrean panjang agar terlaksana protokol kesehatan.

"Menjadi hal yang serius jika 400 orang berkumpul di satu tempat di puncak pandemi di Wisconsin ini. Oleh karena itu, kami telah mencoba mengambil setiap langkah untuk membatasi pergerakan di seluruh ruangan," ujar Direktur Komisi Pemilihan di Kota Milwaukee, Claire Woodall-Vogg.

Lokasi tersebut merupakan tempat petugas pemungutan suara tersebar di 12 kelompok berbeda untuk membatasi kontak.

Pada Selasa (3/11/2020), pejabat kesehatan Wisconsin menlaporkan ada 5.771 kasus virus corona baru. Angka ini menjadi rekor baru dalam kasus harian di Wisconsin.

Baca juga: Telepon Misterius pada Hari Pemilihan Presiden Amerika Diterima Jutaan Warga AS

Puncak ketiga pandemi corona

CEO Rumah Sakit dan Klinik Universitas Iowa, Suresh Gunasekaran mengatakan, negara bagian AS sedang memasuki puncak ketiga pandemi virus corona. Kondisi ini lebih tinggi dari yang sebelumnya terjadi pada Mei dan Juli.

Gunasekaran menambahkan, kekhawatiran terbesarnya adalah puncak ini terjadi pada awal musim dingin, saat flu dan kondisi pernapasan lainnya justru meningkatkan pasien rawat inap.

"Tingkat infeksi jelas merupakan indikator utama untuk rawat inap, dan angka rawat inap merupakan idikator utama kematian," ujar Gunasekaran.

Sementara itu, pejabat kesehatan di Nebraska mengungkapkan, rawat inap meningkat dua kali lipat dalam beberapa pekan terakhir, bahkan mencapai rekor 613 pasien pada Minggu (1/11/2020).

"Tidak diragukan lagi, jika tren ini terus berlanjut, tidak hanya di rumah sakit kami, namun di setiap rumah sakit di negara bagian akan kewalahan dalam waktu singkat," ujar Kepala Petugas Medis untuk jaringan CHI Health, Dr Cary Ward.

Baca juga: Trump vs Biden: Aneka Skenario Kemenangan Tunggu Pembuktian Hasil Pemilu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Apa yang Dilakukan Jemaah Haji Saat Tiba di Bandara Madinah? Ini Alur Kedatangannya

Tren
Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Kisah Omar, Hilang Selama 26 Tahun, Ditemukan Hanya 200 Meter dari Rumahnya

Tren
Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Naik Rp 13,4 Miliar Selama 2023, Berikut Rincian Harta Kekayaan Jokowi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com