Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sistem Pemilu di AS, Menang Banyak Suara Rakyat Bukan Jaminan Jadi Presiden

Kompas.com - 03/11/2020, 20:30 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Warga Amerika Serikat (AS) akan memilih calon pemimpinnya untuk empat tahun ke depan pada Selasa (3/11/2020) waktu setempat.

Pada pemilihan kali ini, ada dua calon presiden yang bertarung, yaitu petahana Donald Trump yang mewakili Partai Republik dan Joe Biden yang mewakili Partai Demokrat.

Seluruh warga AS yang berusia di atas 18 tahun berhak untuk memberikan suara dalam pemilihan presiden tersebut.

Namun, calon presiden yang memperoleh suara terbanyak dari rakyat tidak otomatis menjadi pemenang.

Walau memilih calon presiden, sebenarnya pada tahap ini, warga AS baru menentukan jumlah pemilih untuk maju lagi ke tahap akhir, yaitu Electoral College.

Untuk itu, kemenangan akhir presiden sebenarnya ditentukan oleh badan ini.

Baca juga: Pilpres Amerika: Jadwal, Pengumuman, dan Waktu Pelantikan Presiden

Lantas, bagaimana mekanismenya?

Electoral College

Melansir CBC, 26 Oktober 2020, Electoral College termasuk dalam tahapan pemilihan presiden AS. 

Sistem ini berbeda dengan republik lain di mana suara rakyat langsung menentukan kandidat presiden yang menang.

Jumlah electors dalam "Electoral College" di setiap negara bagian sama dengan jumlah anggota kongres yang dimiliki oleh negara bagian tersebut.

Setiap elektor dalam badan ini memberikan satu suara setelah pemilihan umum dilakukan. Total ada sebanyak 538 suara elector.

Oleh karena itu, untuk memenangkan sebuah pemilihan, kandidat harus memperoleh lebih dari setengah suara.

Kandidat elector ditentukan partai politik di setiap negara bagian yang membuat daftar calon pemilih beberapa saat setelah pemilihan umum dilakukan. 

Biasanya, partai membuat daftar calon pemilih di konvensi negara bagian mereka untuk memilih saat pemungutan suara dari komite pusat partai. 

Partai politik sering memilih individu yang memiliki dedikasi terhadap partai politik terkait.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com