KOMPAS.com - Debat calon presiden Amerika Serikat (AS) terakhir antara Donald Trump dan Joe Biden telah digelar pada Kamis (22/10/2020) malam waktu setempat.
Debat yang berdurasi 90 menit kali ini jauh lebih tertib daripada debat sebelumnya yang kacau dan penuh interupsi.
Namun demikian, perdebatan sengit tetap terjadi di antara keduanya tentang isu-isu yang dibicarakan.
Salah satunya adalah soal kondisi dan penanganan pandemi virus corona di Amerika Serikat sejauh ini.
Baca juga: Lawan Trump di Pilpres AS 2020, Berikut Sepak Terjang Joe Biden
Melansir The Guardian, Jumat (23/10/2020), kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden menyerang Donald Trump dengan menyoroti buruknya penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan sejauh ini.
Biden menyebut Trump memiliki rencana yang kurang untuk menghentikan penyebaran virus corona di AS.
Biden membuka pernyataannya dengan mengakui jumlah korban pandemi virus corona yang begitu banyak.
Baca juga: Saat Pentagon Beda Pendapat dengan Trump...
Ia juga memperingatkan bahwa negara harus bersiap untuk sebuah "musim dingin yang gelap".
"22.000 kematian. Jika Anda tidak mendengarkan apa pun yang saya katakan malam ini, dengarkan ini," kata Biden.
"Siapa pun yang bertanggung jawab atas kematian sebanyak itu tidak boleh tetap menjadi Presiden AS," lanjutnya sebagaimana dikutip Financial Times, Jumat (23/10/2020).
Sebaliknya, Trump terus meremehkan tingkat keseriusan krisis kesehatan publik, mempertahankan pendapatnya, dan memperediksi bahwa vaksin akan tersedia dalam waktu dekat meskipun belum ada jaminan.
"Ini (pandemi Covid-19) akan hilang," kata Trump.
Baca juga: Benarkah Pengobatan Covid-19 yang Dipakai Donald Trump Berasal dari Jaringan Janin?
Melansir BBC, Jumat (23/10/2020), tidak semua pernyataan yang disampaikan oleh kedua kandidat presiden AS tersebut benar.
Berikut adalah sejumlah pernyataan yang perlu diluruskan dari kedua kandidat, terutama dalam tema kondisi dan penanganan pandemi virus corona: