Selain itu, puluhan bangunan yang berada di radius 10 hingga 20-an meter dari lokasi rusak berat. Adapun kaca-kaca hotel, toko maupun tempat hiburan lainnya tidak luput dari kerusakan.
Kuatnya ledakan juga membuat kantor biro perjalanan yang berada di samping Sari Club rata dengan tanah.
Kerusakan yang sama juga terjadi di lokasi ledakan ketiga, sekitar 100 meter dari Kantor Konsulat Amerika Serikat.
Ledakan di ketiga tempat tersebut menyisakan lubang selebar 4-4,5 meter dengan kedalaman 80 sentimeter.
Salah satu warga negara Indonesia yang tewas dalam peristiwa tersebut adalah Aris Munandar.
Diberitakan Kompas.com, 18 Februari 2020, saat peristiwa itu terjadi, Aris sedang menunggu tamu di depan Sari Club yang dipenuhi pengunjung berkewarganegaraan asing.
Ia diduga tidur pulas setelah minum obat sebelum menunggu tamu.
Aris ditemukan sehari setelah bom seberat 1,1 ton meledak. Jenazahnya hangus terbakar dan nyaris tak dikenali.
Garil Arnandha (27), putra sulung Aris, menceritakan beban berat yang selama ini dia pikul setelah tragedi itu merenggut nyawa ayahnya.
Pada 13 Oktober 2002, sekitar pukul dua siang, Garil yang masih berusia 10 tahun ditemani kakek angkatnya melihat jenazah ayahnya diturunkan dari mobil di depan kediaman keluarganya di Denpasar.
Adik kedua dan ketiganya saat itu masing-masing berumur lima tahun dan dua tahun. Ibunya, Endang Isnanik, saat itu sedang sakit.
Saat jenazah Aris datang, Endang hanya melihat dari kejauhan.
Hari itu juga, setelah diturunkan di kediaman keluarga, jenazah Aris disalatkan di masjid dan kemudian dikuburkan.
Setelah peristiwa naas itu, Garil mengaku memendam kemarahan, kesedihan, depresi, dan trauma.
Ia bahkan baru pertama kali melihat nama ayahnya tertulis di monumen peringatan Bom Bali I di Legian, Bali saat peringatan 17 tahun Bom Bali pada 12 Oktober 2019 lalu.
Selama 17 tahun ia memilih mengurung diri di dalam kamar setiap peringatan Bom Bali pada 12 Oktober yang menewaskan sang ayah.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Bom Bali II, 23 Orang Meninggal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.