KOMPAS.com - Beberapa hari terakhir beredar isu yang menyebut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menghapus mata pelajaran sejarah di SMK.
Pelajaran yang sama juga disebut akan menjadi mata pelajaran pilihan atau tidak wajib di SMA.
Rencana ini disebut terkait dengan upaya penyederhanaan kurikulum yang tengah digodok Kemendikbud.
Namun isu itu dibantah oleh Kemendikbud melalui keterangan resmi yang dikeluarkan Sabtu (19/9/2020).
Dalam keterangan tersebut, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kemendikbud, Totok Suprayitno menegaskan mata pelajaran sejarah akan tetap ada di dalam kurikulum.
"Sejarah merupakan komponen penting bagi Indonesia sebagai bangsa yang besar sehingga menjadi kurikulum pendidikan," kata Totok.
Baca juga: Benarkah Pelajaran Sejarah Akan Dihapus dari Kurikulum? Ini Kata Kemendikbud
Kemudian hari ini, Minggu (20/9/2020), Mendikbud Nadiem Makarim juga menyampaikan klarifikasi atas isu yang terlanjur beredar luas tersebut.
Klarifikasi itu disampaikan Nadiem melalui laman media sosial Kemendikbud, salah satunya via Instagram di akun @kemdikbud.ri.
"Sejarah adalah tulang punggung dari identitas nasional kita, tidak mungkin kami hilangkan," tegas Nadiem dalam klarifikasinya.
Menurutnya, apa yang berededar di masyarakat beberapa waktu terakhir merupakan salah satu materi yang tengah dibahas Kemendikbud secara internal.
"Isu ini keluar, karena ada presentasi internal yang keluar ke masyarakat dengan salah satu permutasi penyederhanaan kurikulum. Kami punya banyak (permutasi), puluhan versi berbeda yang sekarang tengah melalui FGD dan uji publik," kata Nadiem.
Namun, dia menjelaskan tidak ada yang menjamin permutasi tersebut yang akan menjadi keputusan akhirnya.
Nadiem pun menjamin, tidak akan ada penyederhanaan kurikulum hingga tahun 2022.
Baca juga: Sejarawan Tanggapi Isu Penghapusan Pelajaran Sejarah di Sekolah Menengah
"Di tahun 2021 kami akan melakukan berbagai macam prototyping di sekolah penggerak yang terpilih, dan bukan dalam skala nasional. Jadi sekali lagi, tidak ada kebijakan apapun di tahun 2021 dalam skala kurikulum nasional, apalagi penghapusan pelajaran sejarah," ujar dia.
Nadiem pun menyebut sejarah memiliki arti penting bagi sebuah bangsa, dan keberadaannya signifikan di dalam kurikulum pendidikan.