Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Masker Terbaik dan Terburuk untuk Perlindungan dari Virus Corona

Kompas.com - 20/09/2020, 20:51 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebelum vaksin virus corona ditemukan, salah satu upaya terbaik untuk menghindari paparan adalah dengan menggunakan masker dan menjaga jarak.

Selain menggunakan masker dengan benar, jenis masker juga memengaruhi efektivitasnya untuk melindungi dari virus corona.

Trik sederhana untuk mengukur keefektifan masker adalah dengan meniup lilin atau korek api saat memakainya. Masker yang baik akan mencegah api itu padam.

Sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemakaian masker kain beberapa bulan lalu, para peneliti telah mengevaluasi dan menguji bahan terbaik untuk menyaring virus corona.

Masker yang ideal mampu menghalangi tetesan besar pernapasan dari batuk atau bersin serta partikel kecil di udara yang dihasilkan saat berbicara atau bernapas.

Dengan asumsi masker dipakai dengan benar, bahan tertentu secara konsisten berkinerja lebih baik daripada bahan lain dalam beberapa penelitian.

Masker N95

Masker N95 merupakan pelindung paling protektif karena mampu menutup sekitar hidung dan mulut secara rapat, sehingga hanya sedikit partikel virus yang masuk.

Masker ini juga mengandung serat khusus yang mampu menyaring patogen di udara dan memiliki efisiensi minimal 95 persen.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Science Advances beberapa waktu lalu, kurang dari 0,1 persen tetesan ditularkan ketika seseorang berbicara dengan menggunakan masker N95.

Karena ketersediaannya yang terbatas dan efektivitas yang tinggi, masker jenis ini sebaiknya digunakan untuk petugas medis.

Baca juga: Epidemiolog: Razia Masker Salah Kaprah dan Tidak Efektif, Ini Penjelasannya

Masker bedah

Dibandingkah masker buatan sendiri, masker bedah tiga kali lebih efektif dalam menghambat penularan.

Hasil tersebut berdasarkan studi yang diterbitkan pada 2013 silam di National Center for Biotechnology Information.

Dalam studi itu, dua puluh sukarelawan yang sehat diuji dengan memakai masker dari kain katun.

Jumlah mikroorganisme yang diisolasi dari batuk relawan sehat dengan memakai masker buatan sendiri, masker bedah, atau tanpa masker dibandingkan dengan menggunakan beberapa teknik pengambilan sampel udara.

Hasilnya, masker bedah secara signifikan mengurangi jumlah mikroorganisme yang dikeluarkan oleh relawan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com