"Kami ingin memberikan beberapa bukti kepada para pembuat keputusan tentang jenis risiko apa yang akan mereka ambil jika karantina lebih singkat," kata Andrea Ammon, Kepala Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa.
Pekan lalu, Jerman juga memutuskan mulai Oktober 2020, orang-orang yang kembali dari daerah berisiko tinggi di luar negeri hanya dikarantina selama 5 hari.
Andrea memperingatkan bahwa tiga hingga empat persen kasus sejauh ini muncul saat karantina setelah 14 hari yang merupakan waktu standar karantina.
Baca juga: Pemulihan Pariwisata Uni Eropa Akibat Pandemi Covid-19 Diprediksi Lama
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui pemerintahannya keliru merespons pandemi.
"Kita harus belajar dari kesalahan ini dan melakukannya dengan lebih baik di lain waktu," kata Lee.
Pernyataan itu disampaikannya karena terjadi penyebaran virus corona baru di berbagai asrama pekerja migran.
Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan, setidaknya 49 orang yang terinfeksi virus corona sehingga menjadikan total infeksi di negara itu kini hampir 57.000 kasus.
Adapun jumlah kematian di negara itu 27 orang dan yang telah sembuh sebanyak 55.891
Baca juga: Kasus-Kasus Baru Covid-19 di Singapura, 1 Orang dari Indonesia
“Break the Silence: The Movie, yang semula dijadwalkan rilis September akan ditunda tanpa batas waktu," ujar agensi BTS, Big Hit entertainment.
Korea Selatan pada Rabu (2/9/2020), melaporkan 267 kasus baru. Selama 21 hari berturut-turut, negara ini melaporkan penambahan kasus sebanyak 3 digit.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea mengatakan, pihak berwenang tak dapat mengidentifikasi rute penularan pada 24,3 persen pasien selama dua minggu terakhir.
Presiden Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Niger Abdou Abarry akan mengadakan konferensi video pada 24 September 2020.
Pertemuan online tersebut akan diikuti kepala-kepala negara untuk membahas masa depan pemerintahan dunia usai pandemi virus corona.
Dalam agenda tersebut nantinya akan membahas tata kelola global paska Covid-19 yang terkait dengan pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.
"Ini akan menjadi kesempatan bagi para pemimpin kami untuk melakukan diskusi politik tentang perlunya menyesuaikan sistem internasional saat ini yang diwujudkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Dewan Keamanan untuk secara efektif menghadapi ancaman tradisional terhadap keamanan seperti konflik, tetapi juga ancaman baru seperti kejahatan terorganisir dan pandemi, "kata Abarry.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : Infografik: Macam-macam Penularan https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.