Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Tulisan-tulisan Menggelitik di Bak Truk dari Kacamata Budaya...

Kompas.com - 15/08/2020, 19:05 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Ia mengatakan, sopir truk dan kernetnya memiliki lingkup pergaulan sendiri dan bahasa pergaulan sendiri.

Kata-kata atau gambar yang ada pada bak truk, menurut dia, sesuatu yang sifatnya relevan dengan keseharian mereka.

"Misalnya seperti yang di Twitter itu, itu kan semacam ungkapan perasaan atau pikiran bahwa kita tidak boleh merasa rendah diri, 'Oke saya enggak punya duit, tapi wirid kuat' misalnya begitu," kata Sunu.

Menurut Sunu, keberadaan tulisan-tulisan di bak truk bisa dipandang secara positif.

Sunu mengatakan, ungkapan-ungkapan yang ada di bak truk itu juga bisa disamakan dengan kata-kata mutiara atau pepatah.

"Barangkali bermanfaat juga untuk orang lain. Menjadi refleksi atas sesuatu," kata Sunu.

Meski, tentu saja, tidak semua tulisan di bak truk memiliki makna yang bisa dijadikan refleksi.

Sunu mengatakan,  ada juga tulisan yang sifatnya bercanda.

Tulisan maupun gambar yang ada di bak truk bisa juga dimaknai secara semiotika. Semiotika adalah ilmu tentang tanda.

"Setiap gambar, setiap kata yang tertorehkan, kalau itu bermakna ya kita anggap itu berbicara semiotik. Jadi, sesuatu yang termaknai itulah tanda. Tanda itu mengacu pada sesuatu yang lain, jadi membawa pesan atau makna tersendiri bagi siapapun yang membaca atau melihatnya," kata Sunu.

Ia menambahkan, pesan yang disampaikan melalui bak truk mencerminkan sikap dan pandangan tertentu, yang dinilainya sangat berarti di lingkup pergaulan sopir truk.

Hal ini ditemukan juga, misalnya pada stiker-stiker unik di angkutan umum (angkot).

Bisakah disebut karya seni?

Sunu mengatakan, setiap kelompok atau komunitas di masyarakat memiliki cara tersendiri dalam menyampaikan sesuatu.

"Mungkin orang-orang seperti ini (sopir truk) tidak mungkin menulis dalam bentuk opini di koran, atau di Facebook, barangkali terlalu mewah buat mereka. Mereka lebih memilih cara-cara seperti itu. Singkat tapi kena," kata Sunu.

Jika orang lain memilih mengungkapkan apa yang mereka rasakan melalui media lain, seperti Facebook, Twitter, atau bahkan melalui kolom opini di koran, maka sopir truk memilih menuangkan apa yang ia rasakan pada bak truknya.

"Selain menyampaikan uneg-uneg, barangkali dia juga merasa berbagi kepada kelompoknya atau bahkan kepada publik, dan membuat orang lain tersenyum saat membacanya," kata Sunu. 

Menurut Sunu, tulisan di bak truk sejenis dengan graffiti yang biasa dijumpai di dinding-dinding kota. Namun, ia mengaku belum mengetahui apakah sudah ada istilah untuk menyebut tulisan atau lukisan pada bak truk.

Oleh karena itu, menurut Sunu, untuk saat ini, yang paling tepat adalah menyebut bahwa bak truk merupakan ruang berekspresi.

Baca juga: 7 Toko Buku Unik, Mulai dari Kapal, di Tengah Sawah hingga Bekas Bank

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com