Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Pakai Masker Bisa Cegah Lockdown Gelombang Kedua Corona? Ini Kata Para Ahli...

Kompas.com - 25/07/2020, 15:46 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memakai masker di tempat umum merupakan satu dari sejumlah protokol kesehatan yang wajib dilakukan seluruh dunia di masa pandemi virus corona Covid-19.

Masker dipercaya dapat menahan virus tidak menyebar ke lingkungan yang lebih luas dan mencegah diri tertular virus yang mungkin datang dari orang lain.

Di sejumlah negara, penularan virus masih terpantau tinggi, bahkan ada pula negara yang kasusnya sudah melandai, kini kembali menemukan banyak kasus baru, seperti yang terjadi di Jepang.

Apabila semua orang disiplin dan taat menggunakan masker, apakah bisa menghindarkan mereka dari kebijakan lockdown ?

Strategi utama

Di Amerika Serikat yang tercatat sebagai negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia, sempat terjadi adu argumen terkait penggunaan masker.

Presiden Donald Trump bahkan sempat membebaskan rakyatnya untuk memakai atau tidak memakai masker sebagai bentuk dari kehidupan yang demokratis.

Dikutip dari npr.orgpara ahli menyebutkan adanya harapan dari penggunaan masker ini.

Mereka mengatakan apabila seluruh msyarakat AS mengenakan masker secara masal, andai saja kasus di AS melonjak jauh melebihi kasus yang tercatat di musim ini, negara bisa menghindari pilihan kuncian seperti yang sebelumnya pernah diambil.

"Kita tidak pernah mencoba memakai masker sebagai strategi utama ketika penularan terjadi separah ini. Tapi saya yakin kalau kita ingin menghindari kuncian penuh, kita harus mencobanya," kata Direktur Harvard Global Health Institute, Ashish Jha.

Untuk pada tahapan itu, masyarakat mungkin butuh bukti ilmiah yang konkret bahwa masker ternyata tidak hanya mampu mencegah terjadinya penularan, namun juga menjadi obat mujarab agar tidak ada lagi yang menderita Covid-19.

Baca juga: Simak Cara Penggunaan Masker yang Benar dan Kesalahan yang Sering Dilakukan

Alat proteksi sederhana yang tersedia luas

Penggunaan masker dapat mengurangi potensi penyebaran virus seperti corona, hingga pada level tertentu.

Jika digunakan oleh orang yang sehat, masker dapat menyaring sejumlah tetesan atau embusan udara yang mungkin saja mengandung virus. 

Sementara pada orang yang sakit, tentu masker dapat menghalangi banyak virus yang secara tidak sadar mereka embuskan.

Ali Mokdad, salah satu anggota tim peneliti dari University of Washington's Institute for Health Metrics and Evaluation melakukan meta analisis di sejumlah wilayah atau negara terkait tingkat ketaatan masyarakatnya mengenakan masker dan pengaruhnya pada kondisi yang terjadi di wilayah atau negara tersebut.

Misalnya di China, Jerman, dan negara bagian AS.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com