KOMPAS.com - Memakai masker di tempat umum merupakan satu dari sejumlah protokol kesehatan yang wajib dilakukan seluruh dunia di masa pandemi virus corona Covid-19.
Masker dipercaya dapat menahan virus tidak menyebar ke lingkungan yang lebih luas dan mencegah diri tertular virus yang mungkin datang dari orang lain.
Di sejumlah negara, penularan virus masih terpantau tinggi, bahkan ada pula negara yang kasusnya sudah melandai, kini kembali menemukan banyak kasus baru, seperti yang terjadi di Jepang.
Apabila semua orang disiplin dan taat menggunakan masker, apakah bisa menghindarkan mereka dari kebijakan lockdown ?
Di Amerika Serikat yang tercatat sebagai negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia, sempat terjadi adu argumen terkait penggunaan masker.
Presiden Donald Trump bahkan sempat membebaskan rakyatnya untuk memakai atau tidak memakai masker sebagai bentuk dari kehidupan yang demokratis.
Dikutip dari npr.org, para ahli menyebutkan adanya harapan dari penggunaan masker ini.
Mereka mengatakan apabila seluruh msyarakat AS mengenakan masker secara masal, andai saja kasus di AS melonjak jauh melebihi kasus yang tercatat di musim ini, negara bisa menghindari pilihan kuncian seperti yang sebelumnya pernah diambil.
"Kita tidak pernah mencoba memakai masker sebagai strategi utama ketika penularan terjadi separah ini. Tapi saya yakin kalau kita ingin menghindari kuncian penuh, kita harus mencobanya," kata Direktur Harvard Global Health Institute, Ashish Jha.
Untuk pada tahapan itu, masyarakat mungkin butuh bukti ilmiah yang konkret bahwa masker ternyata tidak hanya mampu mencegah terjadinya penularan, namun juga menjadi obat mujarab agar tidak ada lagi yang menderita Covid-19.
Baca juga: Simak Cara Penggunaan Masker yang Benar dan Kesalahan yang Sering Dilakukan
Penggunaan masker dapat mengurangi potensi penyebaran virus seperti corona, hingga pada level tertentu.
Jika digunakan oleh orang yang sehat, masker dapat menyaring sejumlah tetesan atau embusan udara yang mungkin saja mengandung virus.
Sementara pada orang yang sakit, tentu masker dapat menghalangi banyak virus yang secara tidak sadar mereka embuskan.
Ali Mokdad, salah satu anggota tim peneliti dari University of Washington's Institute for Health Metrics and Evaluation melakukan meta analisis di sejumlah wilayah atau negara terkait tingkat ketaatan masyarakatnya mengenakan masker dan pengaruhnya pada kondisi yang terjadi di wilayah atau negara tersebut.
Misalnya di China, Jerman, dan negara bagian AS.