Melansir CNN, Jumat (24/7/2020), wilayah Pasifik Timur terlihat lebih lambat dalam perkembangan badai daripada tahun-tahun sebelumnya.
"Selama periode catatan, ini adalah tanggal terbaru keempat dimana badai pertama dari musim ini terbentuk," kata pusat badai.
Musim badai di Pasifik yang lambat, terutama ketika bersamaan dengan musim badai Atlantik yang aktif, merupakan tanda terjadinya La Nina, yang diperkirakan dapat terjadi tahun ini.
Dengan adanya La Nina, arus angin konveksi global menghasilkan penurunan udara di Pasifik Timur dan kenaikan udara di Atlantik Barat.
Pola udara yang menurun meningkatkan pergeseran tiba-tiba dari arah angin, kecepatan, atau keduanya, yang dapat menghancurkan badai sebelum dapat berkembang.
Selain itu, udara yang naik juga menciptakan 'lingkungan' yang menguntungkan untuk perkembangan badai tropis.
Baca juga: Melebihi Batas WHO, Positivity Rate Covid-19 di Indonesia 12,3 Persen, Apa Dampaknya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.