Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Perkembangan Kasus Corona di 8 Provinsi Prioritas di Indonesia

Kompas.com - 21/07/2020, 20:15 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah memprioritaskan penanganan wabah Covid-19 di delapan provinsi di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito melalui akun Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (21/7/2020).

"Karena delapan provinsi ini berkontribusi sekitar 74 persen dari total kasus yang ada di Indonesia," kata Wiku.

Adapun, delapan provinsi itu adalah Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Papua, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Menanggapi prioritas penanganan tersebut, epidemiolog dari Griffith University, Australia Dicky Budiman, mengatakan hal tersebut adalah gagasan positif.

Menurut Dicky, dengan adanya prioritas, bisa memperkuat pemerintah daerah dalam melakukan intervensi secara optimal.

"Dengan adanya prioritas ini, artinya bisa juga daerah sekitar lebih waspada, dan juga seluruh komponen di wilayah atau provinsi tersebut bisa sadar bahwa daerahnya dalam kondisi yang harus disikapi secara serius," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/7/2020).

Baca juga: Pemerintah Prioritaskan Penanganan Covid-19 di 8 Provinsi Ini

Disikapi serius

Dia mengatakan bahwa daerah yang sudah ditetapkan sebagai prioritas harus menyikapi pandemi dengan serius. Penyikapan ini dilakukan secara menyeluruh oleh semua komponen yang ada, baik itu masyarakat, tokoh, maupun pejabat publik.

"Jangan sampai sudah ditetapkan dalam posisi prioritas, tapi masih ada komponen, seperti masyarakat, tokoh, pejabat publik yang masih abai atau malah tidak menganggap pandemi ini sebagai sesuatu yang tidak serius," kata Dicky.

Namun, ia menambahkan, hal lain yang harus diingat adalah jangan sampai penanganan pandemi di daerah-daerah lain yang bukan prioritas menjadi kurang diperhatikan.

"Skala prioritas ini bagus, namun kita tidak bisa menggunakan pendekatan yang bersifat kasuistik, tetap harus komprehensif. Strategi pandemi itu nggak bisa menangani satu (daerah) terus berikutnya, jadi tetap semua berjalan secara paralel," kata Dicky.

Dengan kata lain, meski sudah ada penetapan daerah prioritas, namun provinsi lain juga harus tetap memprioritaskan test, trace, treat, dan isolate di wilayahnya masing-masing.

Baca juga: Presiden Bentuk Komite Penanganan Covid-19, Ini Tanggapan Epidemiolog

Berikut adalah perkembangan kasus di delapan provinsi tersebut dalam sepekan terakhir:

Sumatera Utara

Penambahan kasus dalam sepekan terakhir:  

  • (15/7/2020) 99 kasus baru, 0 kematian, 8 sembuh 
  • (16/7/2020) 97 kasus baru, 5 kematian, 29 sembuh
  • (17/7/2020) 83 kasus baru, 7 kematian, 21 sembuh
  • (18/7/2020) 147 kasus baru, 3 kematian, 39 sembuh
  • (19/7/2020) 14 kasus baru, 1 kematian, 25 sembuh
  • (20/7/2020) 15 kasus baru, 3 kematian, 49 sembuh
  • (21/7/2020) 42 kasus baru, 4 kematian, 30 sembuh

Secara kumulatif pada (14/7/2020) Sumatera Utara mencatat ada 2.497 kasus, 130 kematian, 598 pasien sembuh. Dengan penambahan selama sepekan terakhir, 15-21 Juli, maka total kasus saat ini 2.994, kematian 153, dan pasien sembuh 799.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Blunder Kemendikbud Ristek soal Respons Kenaikan UKT | Listyo Sigit Jadi Kapolri Terlama Era Jokowi

[POPULER TREN] Blunder Kemendikbud Ristek soal Respons Kenaikan UKT | Listyo Sigit Jadi Kapolri Terlama Era Jokowi

Tren
Google Perkenalkan Fitur AI Overview di Ajang Google I/O 2024, Apa Itu?

Google Perkenalkan Fitur AI Overview di Ajang Google I/O 2024, Apa Itu?

Tren
Status BPJS Kesehatan Nonaktif Usai Resign, Bagaimana Mengaktifkannya?

Status BPJS Kesehatan Nonaktif Usai Resign, Bagaimana Mengaktifkannya?

Tren
Potensi Manfaat Mengonsumsi Edamame untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Potensi Manfaat Mengonsumsi Edamame untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Tren
Sejarah Lahirnya Budi Utomo 20 Mei 1908, Simbol Kebangkitan Nasional

Sejarah Lahirnya Budi Utomo 20 Mei 1908, Simbol Kebangkitan Nasional

Tren
7 Hewan Tercepat di Lautan, Ada yang Mampu Berenang hingga 110 Kilometer per Jam

7 Hewan Tercepat di Lautan, Ada yang Mampu Berenang hingga 110 Kilometer per Jam

Tren
Ritual Thudong 2024 Dimulai dari Semarang, Ini Alasannya

Ritual Thudong 2024 Dimulai dari Semarang, Ini Alasannya

Tren
Tampilan WhatsApp di iPhone Berubah, Apa yang Beda?

Tampilan WhatsApp di iPhone Berubah, Apa yang Beda?

Tren
Daftar 9 KA New Generation, Ada Kelas Ekonomi hingga Eksekutif Luxury

Daftar 9 KA New Generation, Ada Kelas Ekonomi hingga Eksekutif Luxury

Tren
20 Mei 2024 Hari Kebangkitan Nasional, Libur Tanggal Merah atau Tidak?

20 Mei 2024 Hari Kebangkitan Nasional, Libur Tanggal Merah atau Tidak?

Tren
Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan antara Oat dan Gandum

Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan antara Oat dan Gandum

Tren
Separator Jalur Lambat dan Cepat Ring Road Yogyakarta Tak Jadi Dibongkar, Ini Penggantinya

Separator Jalur Lambat dan Cepat Ring Road Yogyakarta Tak Jadi Dibongkar, Ini Penggantinya

Tren
50 Link Twibbon dan Ucapan Harkitnas 2024, Penuh Semangat dan Makna

50 Link Twibbon dan Ucapan Harkitnas 2024, Penuh Semangat dan Makna

Tren
Ikan Nila Disebut Suka Membuat Lubang di Dasar Sungai, untuk Apa? Ini Penjelasan Pakar

Ikan Nila Disebut Suka Membuat Lubang di Dasar Sungai, untuk Apa? Ini Penjelasan Pakar

Tren
BMKG Ungkap Wilayah DIY yang Berpotensi Alami Kekeringan Mei 2024, di Mana Saja?

BMKG Ungkap Wilayah DIY yang Berpotensi Alami Kekeringan Mei 2024, di Mana Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com