Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca pada Kasus "Hamil 1 Jam" di Tasikmalaya, Apa Itu Cryptic Pregnancy dan Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 21/07/2020, 19:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial tengah dihebohkan terkait adanya seorang perempuan, Heni Nuraeni (30) asal Kabupaten Tasikmalaya yang mengaku melahirkan anak ketiga dengan proses mengandung hanya 1 jam saja.

Saat dikonfirmasi Kompas.com pada Senin (20/7/2020), Heni menceritakan, awalnya ia merasa ada yang aneh di dalam perut bagian kanan, karena tiba-tiba mengeras dan membesar.

Tak lama setelah itu, ia melahirkan bayi laki-laki yang proses persalinannya dibantu oleh bidan desa.

Namun, Heni mengaku tidak pernah merasakan hamil, karena hampir tiap bulan sebelumnya mengalami menstruasi secara lancar.

Sementara itu, Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten Tasikmalaya, Reti Zia mengungkapkan, kejadian tersebut pernah terjadi dan disebut dengan cryptic pregnancy.

Baca juga: Ibu Hamil Disebut Memiliki Risiko Terkena Covid-19 Lebih Parah, Apa Alasannya?

Lantas, apa itu cryptic pregnancy?

Dokter spesialis Obstetri & Ginekologi sekaligus Konsultan Fertilitas Endokrinologi dan Reproduksi Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta, dr Yassin Yanuar Mohammad menyampaikan, tidak ada perempuan yang tengah mengandung mengalami masa menstruasi atau haid.

"Tidak ada, haid dan kehamilan adalah dua hal yang tidak bisa terjadi secara bersamaan. Kalau lagi haid, pasti enggak hamil, kalau lagi hamil ada perdarahan, pasti bukan haid, tetapi perdarahan saat kehamilan dan merupakan ancaman keguguran kalau lagi hamil muda," ujar Yassin saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/7/2020).

Menurutnya, jika seorang perempuan sebelumnya mengalami menstruasi, kemudian tiba-tiba hamil besar, artinya perdarahan yang terjadi sebelumnya bukanlah menstruasi, melainkan ancaman keguguran pada kehamilan yang tidak disadari.

Jika dikaitkan dengan kejadian Heni yang mengaku hamil selama 1 jam itu, Yassin mengungkapkan tidak akan berkomentar secara spesifik lantaran ia tidak bertemu dan memeriksa Heni secara langsung.

"Saya hanya perlu menjelaskan ke masyarakat agar tidak mudah terpancing atau sesuatu asumsi yang tidak berdasar. Dan memberikan penjelasan bahwa kehamilan membutuhkan waktu 9 bulan lamanya, tidak satu jam," ujar Yassin.

Baca juga: Ramai soal Clindamycin Phosphate Disebut Ampuh Obati Jerawat, Ini Penjelasan Dokter

Bukan fenomena asing

Ilustrasi hamilHoneyriko Ilustrasi hamil

Apa yang menimpa Heni dinilai masyarakat sebagai kejadian langka dan asing.

Namun, Yassin mengungkapkan bahwa ada kejadian dalam medis di mana sang ibu tidak merasa hamil, bukan berarti ibu tersebut tidak hamil dan peristiwa itu tidak asing.

"Bahwasanya ada yang tidak merasa hamil, bukan berarti tidak hamil. Dan ini merupakan fenomena yang jarang namun tidak asing. Dokter kandungan dan bidan sudah paham, ada yang banyak mengalami hal ini pada pasiennya selama melakukan pelayanan," terang Yassin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com