Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Jerman akan Adakan Konser Indoor Saat Pandemi Corona, Ini Alasannya

Kompas.com - 21/07/2020, 20:00 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ilmuwan Jerman berencana menyelenggarakan sebuah konser yang dilengkapi dengan mesin asap (fog machine), pembersih tangan dengan cahaya (fluorescent hand sanitizer), dan alat pelacak kontak.

Eksperimen ini direncanakan untuk mengetahui apakah mungkin mengadakan acara yang besar di dalam ruangan (indoor) tanpa menyebabkan penyebaran virus corona Covid-19.

Mengutip Business Insider, (21/7/2020), para ilmuwan dari Martin Luther University of Halle-Wittenberg akan mengundang 4.000 orang untuk datang ke stadion indoor di Leipzig dan menyaksikan penyanyi pop Jerman, Tim Bendzko pada 22 Agustus mendatang.

Acara ini merupakan bagian dari proyek 1,1 juta dollar yang disebut sebagai Restart-19.

"Kami tengah mencoba menemukan apakah ada jalan tengah antara normal lama dan normal baru yang memungkinkan penyelenggara untuk memasukkan orang dalam jumlah cukup banyak ke tempat konser dan tidak menimbulkan kerugian," kata Stefan Moritz, anggota tim sekaligus orang yang bertugas mengoordinir eksperimen ini.

Baca juga: Mengenal Wiku Adisasmito, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Pengganti Achmad Yurianto

Di dalam situs universitas, dikatakan bahwa pelarangan massa untuk membatasi penyebaran virus corona telah menjadi 'ancaman eksistensial bagi banyak atlet dan artis'.

Sebab para atlet dan artis bergantung pada audiens dalam menonton perlombaan atau konser. Kerumunan besar dalam acara resmi juga jarang ditemui selama pandemi berlangsung.

Teknis eksperimen

Peserta yang berkeinginan mengikuti Restart-19 harus berusia 18-50 tahun dan tekonfirmasi negatif virus corona dalam waktu 48 jam sebelum eksperimen dimulai.

Semua peserta harus menggunakan masker dan diharapkan mengikuti tiga konser.

Satu konser tanpa jarak fisik, satu dengan alur masuk yang lebih lambat dan fokus pada kebersihan, serta satu lagi dimana para peserta akan duduk jauh satu sama lain untuk menjaga jarak fisik.

Para ilmuwan berencana mengumpulkan informasi dengan berbagai cara, termasuk transmisi data cari para peserta setiap 5 detik tentang dimana mereka berada di dalam stadion tersebut melalui perangkat pelacakan kontak yang digunakan. 

Baca juga: Dua Vaksin Corona Tunjukkan Hasil Menjanjikan, Selanjutnya Bagaimana?

Selain itu, mereka akan menggunakan fluorescent hand sanitizer sehingga para ilmuwan, dengan lampu UV, dapat melihat permukaan apa yang telah disentuh dan dikategorikan 'menjadi sangat berbahaya'.

Eksperimen juga direncanakan menggunakan mesin yang memompa asap keluar, yaitu untuk membantu melakukan visualisasi tentang bagaimana virus corona menyebar melalui aerosol.

Dalam laman resminya, universitas mengatakan bahwa risiko terpapar Covid-19 dengan menghadiri konser ini akan 'sangat rendah'.

Akan tetapi, pihaknya juga tidak dapat menjamin bahwa para peserta akan 'bebas dari risiko'.

Hingga Selasa (21/7/2020), ada 878 orang yang telah mendaftar untuk menjadi peserta dalam konser eksperimen ini.

Jika semua berjalan lancar, para ilmuwan berharap dapat menyampaikan penemuannya berdasarkan data tersebut pada Oktober mendatang.

Baca juga: Sering Disebut-sebut, Ternyata Ini Sejarah dan Asal Usul Hari-H

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com