Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sapardi Djoko Damono dan Topi Petnya...

Kompas.com - 19/07/2020, 16:31 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia kehilangan salah satu sastrawan terbaiknya, Sapardi Djoko Damono.

Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada Minggu (19/7/2020) pagi. Sapardi pergi, tetapi karyanya abadi.

Selain karyanya yang akan selalu dikenang, bagi pencinta sastra, sosok Sapardi juga demikian lekatnya dalam ingatan. 

Topi pet. Itu salah satunya. Sapardi hampir selalu terlihat mengenakan topi pet dalam setiap kesempatan.

Pada sebuah kesempatan, Oktober 2015, Sapardi mengaku sudah puluhan tahun mengenakan topi pet.

"Sudah puluhan tahun saya memakai topi jenis ini," kata Sapardi di ruang kerja Gedung Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta, Kamis (29/10/2015), seperti diberitakan Harian Kompas, 2 November 2015.

Sapardi bercerita, pada awal 1990-an, dia mengalami sakit kepala luar biasa. Pengalaman itu membuatnya terbiasa mengenakan topi.

"Saya senang olahraga. Olahraga yang paling mungkin bagi saya adalah jalan kaki. Jalan kaki yang paling aman adalah di pusat belanja. Topi saya pakai untuk melindungi kepala dari pendingin ruangan di pusat belanja," kata pria kelahiran 20 Maret 1940 itu.

Pada 2015 itu, ia mengaku memiliki sekitar 20 topi. Mayoritas topi miliknya adalah pemberian penggemar dan mahasiswanya.

Baca juga: Mengenang Sapardi Djoko Damono, Sosok yang Menyukai Kesunyian

Sapardi dan benda-benda di sekitarnya

Sapardi Djoko Damono.Gramedia Sapardi Djoko Damono.
Berbicara mengenai benda-benda di sekitar Sapardi, yang biasa disapa SSD, ternyata benda-benda itu menjadi inspirasi penulisan puisinya.

Dikutip dari Harian Kompas, 17 Februari 2008, SSD mengungkapkan, ia memandang sesuatu seperti cara pandang anak kecil. Dengan cara ini, benda-benda biasa sehari-hari tampak menjadi aneh dan berbeda.

Dia kerap terinspirasi dari barang di sekitarnya untuk menulis puisi, mulai dari hujan, kerikil, balon, kucing, angin, langit, bumi, hingga orang.

Benda-benda itu diolah dalam kalimat yang sekilas tampak bersahaja, tetapi hasil akhir dari rangkaian puisi itu sangat kuat dan menggugah.

Saat membacanya, pembaca akan merasa seperti tersedot dalam kilasan-kilasan adegan atau khayalan visual yang sublim, lirih, dan hidup.

Baca juga: Sapardi Djoko Damono dan Ceritanya soal Hujan Bulan Juni...

Proses kreatif menulis puisi

Penulis Supardi Djoka Damono dalam sesi wawancara di Redaksi Kompas.com di Pal Merah Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (27/10/2017).KOMPAS.com/Dian Reinis Kumampung Penulis Supardi Djoka Damono dalam sesi wawancara di Redaksi Kompas.com di Pal Merah Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (27/10/2017).
Bagaimana puisi-puisi itu lahir? Ternyata tidak lahir seketika.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com