Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan Ahli soal Dexamethasone: Hanya untuk Pasien Covid-19 Parah

Kompas.com - 27/06/2020, 14:27 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam pertempuran panjang melawan virus corona, secercah harapan muncul ketika para ilmuwan di Inggris menemukan obat yang disebut berhasil mengurangi risiko kematian pada pasien Covid-19 yang sakit parah.

Obat tersebut bernama dexamethasone, sejenis steroid murah yang banyak tersedia di pasaran.

Meskipun obat tersebut bermanfaat bagi pasien dengan sakit parah, tetapi disebut juga berisiko bagi pasien dengan gejala ringan.

"Obat itu dapat membahayakan beberapa pasien, dan kami tidak sepenuhnya yakin pasien yang mana,” kata Dr. Samuel Brown, asisten profesor kedokteran paru dan perawatan kritis di Fakultas Kedokteran Universitas Utah di Salt Lake City.

Melansir New York Times, dexamethasone bermanfaat bagi mereka yang telah sakit selama lebih dari seminggu. Efeknya yaitu mengurangi kematian hingga sepertiga di antara pasien yang menggunakan ventilator dan seperlima di antara pasien yang menerima oksigen tambahan.

Namun, pasien yang diberi dexamethasone tetapi tidak menerima bantuan pernapasan, sebenarnya memiliki tingkat kematian yang sedikit lebih tinggi daripada pasien serupa yang tidak diberi obat itu, meskipun perbedaannya tidak signifikan secara statistik.

Baca juga: Alasan Singapura Tak Rekomendasikan Dexamethasone sebagai Obat Covid-19

Menurut Dr. Martin J. Landray, seorang profesor kedokteran dan epidemiologi di Universitas Oxford, obat tersebut mungkin memiliki efek berbeda pada berbagai tahap penyakit.

Pada pasien yang sakit parah, sistem kekebalan tubuh memicu apa yang disebut sebagai badai sitokin yang dapat merusak tubuh, termasuk paru-paru.

"Ini hampir seperti penyakit dengan dua fase. Fase di mana virus mendominasi, dan fase imunologis, di mana kerusakan lebih banyak disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh," kata Dr. Landray.

Meredam respon imun

Dokter mengkhawatirkan penggunaan steroid seperti dexamethasone untuk melawan Covid-19, karena steroid adalah obat anti-inflamasi yang meredam respon imun pelindung tubuh.

Menurut Dr. Landray, pada pasien yang sakit ringan, hal tersebut mungkin mendatangkan lebih banyak bahaya daripada manfaat.

"Pada fase awal penyakit, sistem kekebalan adalah teman Anda. Sistem itu melawan virus, dan mengurangi respon sistem kekebalan bukanlah ide yang bagus," kata Dr. Landray.

"Pada fase selanjutnya, sistem kekebalan tubuh tidak lagi menjadi teman Anda, ia bertanggung jawab atas kegagalan paru-paru, dan meredamnya dengan steroid membantu memperbaiki kondisi medis dan meningkatkan peluang untuk bertahan hidup," kata Dr. Landray.

Para ahli lain setuju dengan hal ini, seraya mengatakan bahwa penelitian menunjukkan dexamethasone tidak dapat digunakan untuk mengobati penyakit ringan, atau sebagai pencegahan Covid-19.

“Mungkin berbahaya untuk menggunakan dexamethasone sebagai obat untuk pasien rawat jalan Covid-19,” kata Dr. Brown.

Baca juga: BPOM Tegaskan Dexamethasone Obat Keras, Harus dengan Resep Dokter

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com