Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Virus Corona di Asean: Indonesia Posisi Kedua Kasus Terbanyak Setelah Singapura

Kompas.com - 08/06/2020, 15:13 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lima bulan sejak laporan pertama virus corona di Wuhan, China, hampir seluruh negara di dunia kini telah terinfeksi virus tersebut. 

Di Asia Tenggara, tak ada negara yang tidak melaporkan kasus virus corona. Sejauh ini, Asia Tenggara memiliki total kasus infeksi sebanyak 97.308 kasus.

Kendati demikian, kasus infeksi di sebagian besar negara dilaporkan telah melandai, kecuali di Singapura, Indonesia, dan Filipina.

Berikut kabar terkini virus corona di Asia Tenggara:

1. Singapura

Per 7 Juni 2020, Singapura melaporkan kasus infeksi sebanyak 37.910 dengan 25 kematian. Ini menjadikan Singapura sebagai negara dengan kasus terbanyak di Asia Tenggara.

Dilansir dari Straits Times, 7 Juni 2020, di antara 388 kasus baru yang dilaporkan terdapat empat siswa dan satu staf non-pengajar dari lima sekolah yang berbeda.

Kementerian Pendidikan Singapura mengatakan, mereka memiliki gejala ringan, sehingga menguatkan dugaan bahwa mereka kemungkinan terinfeksi selama akhir periode penguncian, bukan setelah sekolah dibuka pada 2 Juni.

Baca juga: Singapura Berencana Bangun Asrama Baru bagi Pekerja Asing

2. Indonesia

Indonesia menjadi negara dengan kasus infeksi tertinggi kedua di Asia Tenggara dengan 31.186 kasus dan 1.851 kasus kematian.

Dalam beberapa hari terakhir, kasus infeksi harian di Indonesia kembali melonjak dan termasuk yang tertinggi di antara negara Asia Tenggara lain.

Kendati demikian, sejumlah daerah kini mulai melonggarkan penguncian, termasuk di antaranya adalah Ibu Kota Jakarta.

Pelonggaran itu membuat sejumlah aktivitas ekonomi mulai bergeliat kemabali dengan sejumlah protokol kesehatan yang ketat.

3. Filipina

Pada 7 Juni 2020, Filipina melaporkan 555 kasus infeksi baru, sehingga total kasus menjadi 21.895 dengan 1.003 angka kematian.

Sejak Senin (1/6/2020), Filipina telah memulai kenormalan baru setelah mengakhiri masa penguncian panjangnya.

Meski demikian, beberapa warga memilih untuk tetap di rumah karena khawatir akan infeksi virus corona.

"Kami lebih suka menunggu bagaimana keadaan di lapangan akan terbentu dalam dua hingga empat minggu ke depan," kata kepala perusahaan outsourcing teknologi Simplus Filipina, Jeff Sacramento, dilansir dari Straits Times, 1 Juni 2020.

Baca juga: Lockdown Filipina Dilonggarkan dan Kekhawatiran Gelombang Kedua Virus Corona

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com