Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Duga Kemungkinan Virus Corona Beradaptasi pada Manusia

Kompas.com - 11/05/2020, 12:45 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ilmuwan menemukan bukti adanya mutasi pada beberapa strain virus corona yang menjadi dasar dugaan bahwa patogen ini beradaptasi ke manusia setelah dibawa oleh kelelawar.

Analisis pada lebih dari 5.300 genom virus corona di 62 negara menunjukkan bahwa virus cukup stabil.

Beberapa mengalami mutasi, termasuk dua perubahan genetik yang mengubah "spike protein" kritis yang digunakan virus untuk menginfeksi sel manusia.

Mengutip The Guardian, Minggu (10/5/2020), peneliti di London School of Hygiene and Tropical Medicine menekankan bahwa masih belum jelas diketahui bagaimana mutasi berdampak terhadap virus.

Namun, karena perubahan muncul secara independen di berbagai negara, kondisi ini dapat membantu penyebaran virus menjadi lebih mudah.

Mutasi dari spike ini merupakan kejadian yang langka.

Akan tetapi, Profesor Penyakit Menular dan penulis senior dalam penelitian ini Martin Hibberd mengatakan, kondisi ini memerlukan pengawasan global sehingga perubahan-perubahan yang mengkhawatirkan dapat ditangani dengan cepat.

Baca juga: Adakah Potensi SARS-CoV-2 Bermutasi Menjadi Virus yang Lebih Berbahaya?

Studi virus mengungkap sejak awal bahwa bentuk protein spike memungkinkannya untuk mengikat sel manusia dengan lebih efisien daripada SARS.

Perbedaan ini kemungkinan telah membantu virus corona jenis baru untuk menginfeksi lebih banyak orang dan menyebar dengan cepat di seluruh dunia.

Para ilmuwan khawatir jika mutasi yang lebih luas pada protein spike terjadi, bukan hanya akan menyebabkan perubahan pada cara virus berperilaku.

Protein spike merupakan target utama vaksin yang tengah dikembangkan di seluruh dunia.

Jika protein spike ini banyak mengalami perubahan, vaksin pun memiliki kemungkinan menjadi tidak berfungsi.

"Ini adalah peringatan dini. Bahkan jika mutasi ini tidak penting dalam pengembangan vaksin, mutasi lain mungkin penting" kata Hibberd.

"Kita perlu menjaga pengawasan kita sehingga kita tidak menggunakan vaksin yang hanya bekerja melawan beberapa strain saja" kata dia.

Para ilmuwan menganalisis 5.349 genom virus corona yang telah diunggah dalam dua database genetika utama sejak wabah dimulai.

Baca juga: Kabar Baik, Pemetaan Genom Virus Corona di Indonesia Bertambah Jadi 9

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com